https://satunusantaranews.blogspot.com/2016/05/kepala-bakamla-ri-beberkan-peran.html
Jakarta (satunusantara) Kepala Badan Keamanan Laut Republik Indonesia (Ka
Bakamla RI) Laksamana Madya TNI Ari Soedewo, S.E., M.H. membeberkan peran
Bakamla dalam rangka pengamanan Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI), pada Round
Table Discussion (RTD) Kajian Strategik Jangka Panjang, di Gedung Astagatra Lt.
lV Barat, Ruang Kresna, Lemhannas RI, Jl. Medan Merdeka Selatan No. 10, Jakarta
Pusat.
Dalam
paparannya, pucuk pemimpin tertinggi di jajaran Bakamla RI itu mengatakan,
pengamanan Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) merupakan konsekwensi
Indonesia sebagai negara kepulauan yang telah meratifikasi United Nations
Convention on the Law of the Sea (UNCLOS) tahun 1982. Merupakan tanggungjawab
atau kewajiban Indonesia untuk mengamankan pelayaran internasional yang telah
ditentukan, sekaligus mengandung potensi ancaman keamanan dan kedaulatan.
Seiring
dengan dasar hukum internasional yang telah diratifikasi Indonesia, lanjutnya,
negara pantai memiliki kewajiban untuk mengamankan ALKI, secara garis besar
mencakup penentuan alur laut dan rute penerbangan diatasnya, menentukan skema
pemisah, tidak boleh menangguhkan lintas dan menjamin keamanan dan keselamatan
navigasi.
Pemerintah
Indonesia telah melaksanakan seluruh kewajiban negara pantai ralam rangka
mengelola ALKI, sebagaimana telah ditentukan, yaitu di wilayah ALKI I, II, dan
III, beserta skema pemisahnya,” katanya.
Laksdya
TNI Ari Soedewo, S.E., M.H. juga menjelaskan tugas dan fungsi Bakamla RI yang
diamanatkan oleh UU No. 32 Tahun 2014 tentang Kelautan, yaitu melaksanakan
patroli keamanan dan keselamatan di wilayah perairan Indonesia dan wilayah
yurisdiksi Indonesia. “Khusus untuk kegiatan patroli di perairan ALKI, Bakamla
bersama stakeholder secara rutin telah, sedang, dan akan mengamankan ALKI dalam
rangka pengamanan Poros Maritim Dunia,” ujarnya.
Dalam
mendukung kewajiban Indonesia untuk menjamin keamanan dan keselamatan laut di wilayah ALKI, Bakamla telah membangun
Stasiun Pemantauan Keamanan dan Keselamatan Laut (SPKKL) di seluruh wilayah
Indonesia dari Sabang sampai Merauke, dari Miangas sampai Rote. Salah satu
fungsinya yaitu memantau trafic pelayaran di wilayah ALKI. “Sehingga pelayaran
internasional melalui ALKI dapat dipantau,” imbuh Kepala Bakamla.
Bakamla
juga memiliki dua Stasiun Bumi (Ground Station) di Bitung Provinsi Sulawesi
Utara dan di Provinsi Bangka Belitung, ini digunakan untuk pemantauan keadaan
laut di Indonesia. Selain itu, Bakamla juga telah memiliki jaringan sistem
informasi keamanan laut yang terintegrasi, yaitu Bakamla Integrated Information
System (BIIS). “Dengan adanya BIIS, dapat dijadikan platform yang memungkinkan
Indonesia memiliki Puskodal bersama dan saling terintegrasi dengan
stakeholders,” jelas Laksdya TNI Ari Soesedo.
Kajian
Strategik Jangka Panjang yang digagas oleh Lemhannas yang bertugas
menyelenggarakan pendidikan penyiapan kader dan pemantapan pimpinan tingkat
nasional yang berpikir integratif dan profesional, memiliki watak, moral, dan
etika kebangsaan, berwawasan nusantara, serta mempunyai cakrawala pandang yang
universal ini ditutup dengan sesi tanggapan dari sejumlah undangan, antara
lain: Direktur Komersial PT. Pelni Ir. Harry Boediarto dan Ketua Himpunan
Nelayan Seluruh Indonesia, Dr. Yusuf Solichin M., Ph.D., M.Si., M.B.A.puspen/linda.