https://satunusantaranews.blogspot.com/2016/03/peluncuran-megawati-dalam-catatan.html
Jakarta
(satunusantara) Menko Maritim dan Sumber Daya, Rizal Ramli menghadiri
peluncuran buku “Menangis & Tertawa Bersama Rakyat” karya 22 jurnalis
mengenai kisah Megawati Soekarnoputri dalam perjalan politiknya. Menurut Rizal,
pelucuran ini mengingatkan kita dalam masa itu, di gedung Arsip, Jakarta.
Pelucuran ini sangat informal bukan acara yang
dikemas secara ‘kaku’ dengan aturan-aturan sebagaimana acara formal, meski yang
hadir banyak petinggi negeri. Mulai dari Menteri, kalangan istana, kepala
daerah, anggota dewan atau tokoh politik yang namanya jadi pembicaraan publik.
Rizal selaku Menko pun sepertinya
merasakan hal itu, bagaimana panitia menyusun acara se-informal mungkin. Secara
kebetulan dia duduk di barisan depan, dimana satu meja dengan 8 – 10 kursi seperti
jamuan makan malam di ballroom hotel. Rizal terlihat semeja dengan Kepala BIN,
mantan Kepala BIN era Megawati, Seskab, dan Menko PMK.
Saat diminta tanggapannya
mengenai acara tersebut, Rizal mengatakan, acaranya dikemas dengan baik, dan sangat
informal. Tamu yang datang begitu cair satu dengan yang lain tak ada pembatas
antara tamu satu dengan lainnya.
Menurutnya, menarik sejarah
Megawati yang menjadi tokoh sentral dalam buku tersebut. Secara jujur dia
mengakui, mantan Presiden kelima itu punya peran yang besar dalam poses
transisi demokrasi. Dan itu mengingatkan kita semua di dalam peran tersebut.
Sementara Megawati selaku
tokoh dalam buku yang ditulis para jurnalis ini, diapuk sebagai narasumber bersama
beberapa penulisnya dengan moderator budayawan kondang Butet kertaradjasa.
Saat diminta menceritakan satu
kejadian yang menjadi inspirasi tulisan dalam buku itu, Mega menuturkan kisah
yang menurutnya penuh ketegangan tapi juga lucu ketika KLB (kongres luar biasa)
partai berlambang banteng sebelum menjadi PDIP di Surabaya. Kisahnya seputar
inteljen yang kerap membuntuti dirinya kemana ia melangkah.
Menurutnya, saat itu ia
menginap di salah satu hotel di kawasan Sukolilo, Surabaya, kebetulan kamar persis
didepan kamarnya ditempati seorang intel. Mega tahu itu, karena menurutnya di
masa itu, intel Indonesia mudah sekali diketahui kalau mereka anggota intel. Jadi
antara Mega dan si intel selalu mengintip dari lubang kunci untuk melihat situasi, dan saling mengawasi.
Ketika KLB mendekati puncak
acara, terjadi deadlock seperti yang diinginkan penguasa saat itu, yang
akhirnya berujung ricuh. Mega yang berada di kamar, keluar begitu pula si intel.
Saat itu Mega langsung menarik baju si intel dan membawa ke kamarnya, lalu
diajak bicara dan meminta dia membuat laporan bahwa dirinya ditahan Megawati.
Si intel bimbang takut
komandannya tak percaya dengan laporannya, akhirnya Mega memberi alasan kenapa
dia harus membuat laporan itu. “Bilang saja kamu ditahan saya, jadi kamu tidak
tahu situasi bagaimana ricuhnya konggres dibawah”, kilah Mega.
Dengan alasan itu, akhirnya
si intel mau membuat laporan mengenai KLB. Beberapa tahun kemudian si intel
kembali mendatangi Mega, namun kali ini tak bermaksud mengawasi tapi meminta
Mega hadir dalam pernikahannya.
Sayangnya hingga saat ini
Mega tak kenal siapa si intel tersebut. Meski peristiwa yang dialami dengan
intel itu begitu membekas dalam benak Mega. Ia pun berpesan, jika ada media
khususnya elektronik yang menayangkan apa yang ia ceritakan, Mega ingin bertemu
dengan si intel tersebut.linda.