Bahaya, Bandara Halim Over Capacity
https://satunusantaranews.blogspot.com/2016/05/bahaya-bandara-halim-over-capacity.html
Jakarta (satunusantara) Pangkoopsau I Marsekal Muda TNI Yuyu Sutisna S.E,
M.M, menilai operasional bandara Halim Perdanakusuma saat ini sudah terlalu
padat, semrawut dan over capacity. Untuk itu Pangkoopsau I berinisiatif
mengundang para pengelola yang terlibat dalam operasional bandara Halim untuk
membahas permasalahan operasional yang sudah padat dan mulai mengkuatirkan
safety penerbangan.
Rapat
koordinasi yang digelar di Makoopsau, Jakarta dipimpin oleh Pangkoopsau I dan
dihadiri para pejabat Makoopsau I, pejabat Lanud Halim Perdanakusuma, otoritas
bandara, Angkasa Pura II, Air Navigation, para operator penerbangan seperti
Batik Air, Citylink, Sriwijaya Air, dan operator penerbangan sipil lainnyabaik regular
maupun charter.
Pangkoopsau
I mengatakan, rapat ini untuk membahas permasalahan yang terjadi saat ini di
bandara Halim Perdanakusuma, khususnya untuk keselamatan penerbangan . “No
Offence, No Personal Interest, it Only About Safety”, tambah alumnus AAU 86
yang kini menjabat Panglima Koopsau I.
masing
–masing operator diberikan kesempatan untuk memaparkan terkait dibidangnya
dalam pengelolaan bandara. Paparan dimulai dari pihak Lanud Halim, Angkasa
Pura, Air Navigation, Otoritas Bandara, lalu dilakukan diskusi membahas
persoalan bandara Halim, yang intinya untuk mencari solusi dengan prioritas
safety, security, dan pelayanan.
Pihak
TNI AU dalam hal ini Lanud Halim menyampaikan data dan fakta tentang kegiatan
operasional Skadron Udara TNI AU, operasional penerbangan regular, serta
operator penerbangan carter/kargo dikaitkan dengan kesiapan infrastruktur yang
ada di bandara serta kaitan dengan slot jadwal penerbangan. Dari paparan
tersebut disampaikan bahwa kegiatan penerbangan di bandara Halim sudah sangat
padat dan pengelolaan parkir, ruang tunggu, dan chek in sudah tidak kondusif
lagi.
“Satu
hal yang sangat penting akibat dari semua hal tersebut menyebabkan latihan
penerbangan TNI AU menjadi terganggu, seperti dari 7 Flight direncanakan hanya
mampu dilaksanakan 3 sampai 4 sorti saja. Kondisi ini menyebabkan profisiensi
para penerbang mengalami degradasi”, ungkap Kadis Ops Lanud Halim, Kolonel
Penerbang Damanik.
Sementara
dari pihak Angkasa Pura menyampaikan, operasional bandara Halim memang sudah
over capacity, terutama jadwal penerbangan dari jam 06.00 sampai 12.00 yang
sudah melewati batas normal. Untuk itu Angkasa Pura sudah melakukan berbagai
langkah untuk mengatasi padatnya jadwal dan kesemrawutan dalam melayani
pelanggan seperti ruang X-Ray, waiting room, ruang chek in dan fasilitas
parkir. Untuk itu, Angkasa Pura menyampaikan agar dilakukan jadwal ulang dan
penataan infrastruktur yang saat ini sudah tidak memadai lagi.
Sedangkan
dari pihak Air Navigation, mengakui kepadatan yang terjadi dalam pengaturan
penerbangan baik penerbangan militer maupun sipil, bahkan mereka mengatakan
berdasarkan kondisi saat ini agar tidak ada lagi slot penambahan jadwal
penerbangan. Pihak ATC mengakui, kewalahan melayani penerbangan dan kondisi ini
apabila dibiarkan akan dapat berakibat fatigue bagi operator ATC dan ini dapat
berakibat fatal bagi keselamatan penerbangan.
Dalam
diskusi antara pihak yang terlibat pengelolaan bandara, semuanya mengakui bahwa
oiperasi bandara Halim saat ini sudah over capacity dan semua pihak sepakat
untuk melakukan penataan dan penambahan infrastruktur serta jadwal ulang
penerbangan regular selama kondisi bandara masih seperti saat ini, maka tidak
ada penambahan jadwal penerbangan dan penambahan operator penerbangan baru.
Pangkoopsau
I selaku penguasa wilayah dan bertanggungjawab terhadap keselamatan
penerbangan. Secara tegas dia mengatakan, “Saat ini dengan melihat kondisi
padatnya jadwal penerbangan dan keterbatasan infrastruktur pendukung, maka
harus dilakukan penataan jadwal penerbangan dan fasilitas pendukung seperti
pengaturan lalulintas udara, kapasitas bandara, pengaturan parkir dan traffic”.
Kejadian
yang terjadi di bandara seperti accident Batik Air dengan Trans Nusa dan
lainnya merupakan suatu peringatan bagi kita semua untuk tidak main-main dengan
masalah safety atau keselamatan penerbangan. TNI AU menyadari penggunaan
bandara Halim sebagai bandara sipil juga bermanfaat bagi masyarakat luas dan
menopang padatnya bandara Soetta. Namun hal tersebut tidak boleh mengabaikan faktor
keselamatan penerbangan.linda.





