Kemenko Maritim, Bahas Solusi Persingkat Dwelling Time

https://satunusantaranews.blogspot.com/2016/03/kemenko-maritim-bahas-solusi-persingkat.html
Jakarta
(satunusantara) Kemenko Maritim dan Sumber Daya terus
berupaya menekan waktu tunggu container atau dwelling time. Sesuai permintaan
Presiden waktunya dipersingkat dari 5 - 7 hari menjadi 4,7 hari, karena itu
Deputi II Kemenko Maritim menggelar rapat bersama pihak terkait guna membahas
ha itu.
Deputi II Bidang Sumber Daya
Alam dan Jasa, Agung Kuswandono mengatakan, saat Presiden berkunjung ke
pelabuhan Tanjung Priok, ketika itu dwelling time 5 - 7 hari. Sekarang sudah 3,5
hari. Masyarakat bisa melihat real time dwelling time melalui website yang disediakan
yaitu dwelling.indonesiaport.go.id.
Menurutnya, target pertama yang
diinginkan Presiden pada satgas Dwelling time, sudah dipenuhi. Namun Presiden
mengingkan kembali waktunya dikurangi menjadi 2 - 3 hari, dan ini masih menjadi
pekerjaan besar pihaknya menjadi maksimum 3 hari.
“Salah satu yang kita bahas
ini kereta api yang masuk JICT, dwelling time ini tak hanya mengurangi saja tapi
aspek adminstrasinya harus kita pikirkan, ini tidak mudah. Karena kita bicara
sistem bisnis yang disana ada unsur profit, unsur regulasi yang harus kita
selesaikan semua, jadi itdak mudah” tandasnya.
Salah satu cara mengurangi
waktu tunggu dengan jalan memberdayakan pelabuhan di Banten. Ada tiga pelabuhan
disana yang diinginkan untuk pengurangan
di Tanjung Priok. Yaitu saat ini ketiga pelabuhan itu masih digunakan untuk barang
yang bersifat curah. “Menko Maritim sudah melayangkan surat untuk memberdayakan
ketiga pelabuhan itu ke Menhub”, kilahnya.
Rencananya senin depan pembicaraan
untuk penggunaan tiga pelabuhan tersebut, mereka akan mengundang pihak terkait
termasuk Pemprov Banten terkait dengan pemberdayaan daerah. Dan diharapankan
tiga pelabuhan itu mendukung pelabuhan tanpa air (dry port) Cikarang.

Sementara penggunaan kereta
api, bukan bermaksud mengganti semua kontainer yang menggunakan truk tetapi
untuk mendukung itu. Dengan adanya kereta semoga mengurangi dwelling time dan
kemacetan. “Evaluasi yang terakhir kereta api sudah bisa masuk JICT. Insyallah
bisa lebh efisien”, tambahnya.
Dikatakan, selama ini
pelabuhan dijadikan tempat penampungan container oleh para pemilik, padahal
lapangan yang disediakan hanya untuk kontainer transit, sebelum atau sesudah
diangkut kapal. Karena itu, pihak Pelindo menerapkan tariff progresif agar para
pemilik tak lagi menyimpan kontainernya disana sehingga waktu tunggu kontainer bisa
lebih efisien lagi.linda.