Menhan: Kalau Tidak Sekarang Kapan lagi

Tertawalah selagi Gratis
video-shooting-dan-fotografi
Video Shooting & Fotografi
Mengabadikan Momen, Menceritakan Cerita — Solusi Profesional untuk Video Shooting & Fotografi Anda.
0813-1615-8974
Info Lengkap
Jakarta (satunusantara) Kebutuhan alat utama sistem persenjataan (alutsista) cukup mendesak, terutama untuk menjaga keamanan dan kedaulatan NKRI. Selama ini Indonesia banyak membeli dari Negara lain. Karena itu pemerintah melalui Kementerian Pertahanan memulai program membuat kapal selam, tank hingga pesawat tempur. “Kalau tidak sekarang, kapan lagi…”, demkian kilah Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu, di Jakarta.

Keseriusan langkah pemerintah membangun industri pertahanan ditandai dengan Penandatangan kontrak CSA dilakukan antara Direktur Jenderal Potensi Pertahanan Kementerian Pertahanan Timbul Siahaan dan Presiden KAI Ltd Ha Sung-yong di Kementerian Pertahanan Korea. Dan juga Work Assignment Agreement (WAA) diteken Direktur Utama PT Dirgantara Indonesia Budi Santoso dan Ha Sung-yong.


Lebih lanjut dikatakan, penguasaan teknologi pesawat tempur tidaklah mudah. Karena itu, suksesnya program ini perlu dukungan semua pihak, pemerintah selaku regulator, TNI sebagai pengguna, dan industri pertahanan sebagai pelaku, termasuk menyiapkan keahlian dan teknologi.

“Dengan ditandatanganinya CSA ini, saya minta kedua belah pihak menunjukan keseriusannya dan komitmen sesuai kesepakatan yang telah ditandatangani," papar Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu di Kementerian Pertahanan Jakarta.

Ditambahkan, salah satu dari 7 program strategis adalah pengembangan pesawat tempur, menjalin kerjasama strategis antara Indonesia dengan Korea Selatan. kerjasama tersebut akan meningkatkan kualitas hubungan yang baik antara kedua negara dan kebutuhan dalam negeri dalam memenuhi alutsista secara mandiri.

Sementara itu, Minister of Defence Acquisition Program Administration (DAPA) Republik Korea, Chang Myougjin mengatakan, kerjasama industri pertahanan harus didasari kepercayaan kedua belah pihak sehingga berjalan dengan mulus.


“Proyek pesawat ini, merupakan proyek yang memakan anggaran terbesar dari apa yang telah kami lakukan selama ini. Dan penandatangan ini merupakan satu titik dimana kerjasama antara ilmuwan Indonesia dan ilmuwan Korea”, pungkasnya.

Kerjasama industri pertahanan Indonesia dengan korea, menurut Chang, dimulai awal 1970 dalam pengadaan kapal selam. "Sampai saat ini kerjasama membangun pesawat tempur terus berjalan, upaya keras kedua negara itu terus diusahakan, dan akhirnya telah terjalin kerjasama untuk proyek tersebut.

Chang mengungkapkan pembangunan alutsista sangat sulit, harus didasari pemahaman strategis kedua negara dan komitmen yang kuat sehingga hubungan pertahanan Indonesia dan Korea lebih baik ke depannya. "Kedua negara akan terus jalin kerjasama saling membangun, saya yakin seperti itu," menutup pembicaraannya dengan media.linda.



Konsultan HRD

Related

News 5327889070114637696

Post a Comment

emo-but-icon

item