Harga Pangan Mahal, Menko Maritim Bahas Aturan Impor

Tertawalah selagi Gratis
video-shooting-dan-fotografi
Video Shooting & Fotografi
Mengabadikan Momen, Menceritakan Cerita — Solusi Profesional untuk Video Shooting & Fotografi Anda.
0813-1615-8974
Info Lengkap
Jakarta (satunusantara) Menteri Koordinator Maritim dan Sumber Daya Rizal Ramli bersama Plt Sekjen Kementerian Perdagangan, Kementerian Dalam Negeri, Badan Ketahanan Pangan Kementarian Pertanian, dan KKP membahas perekonomian di tahun 2016 terutama di bidang pangan.

Usai pertemuan itu Rizal Ramli mengatakan, Seperti diketahui ada penurunan minyak mentah, harganya dibawah 30 dollar per barrel, bahkan bisa menyampai 25 dollar per barrel. Dampaknya pada APBN, pemerintah mencari solusi agar harga pangan dalam negeri turun, dan inflasi turun.  

“BI punya cara dengan turunkan tingkat bunga. Ini bisa jadi faktor pertumbuhan ekonomi, disamping cara lain untuk kurangi dampak penurunan harga minyak” kilahnya di gedung BPPT kantor Menteri Koordinator Maritim dan Sumber Daya.

Kenapa harga pangan di Indonesia mahal? Menurutnya, impor pangan di dalam negeri selalu diatur mekanismenya, kuotanya. Harga impor pangan di Indonesia lebih tinggi dari dunia internasonal, sebagai contoh harga daging internasional 45 ribu rupiah per kilo, di Malaysia 60 ribu sementara di Indonesia 120 ribu, dua kalilipat dari Malaysia.



Begitu pula dengan harga gula dan komoditi lainnya. Dia berharap pihak yang berkompeten mau mengatur impor dengan menggunakan kuota atau cara lain guna melindungi produsen di dalam negeri.

Selama ini semua komoditi ‘pemainnya’ hanya 6 atau 7 importir, meski di pasar terlihat banyak pemainnya namun menurut Rizal itu hanya ‘ecek’ecek’ (kecil-red). “Daging misalnya, seolah-olah kompetitif tapi dalam prakteknya hanya 7 pemain. Banyak importir yang main ini juga produsen, selain produsen dikasih kuota impor, jadi mainin harga, nyogok pejabat, petani nggak dapat apa-apa”, pungkasnya.


Itulah penyebabnya impor pangan mahal, karena itu komoditas impor harus diatur kuota atau semi kuota, daging, gula, jagung dan lain sebagainya. Karena terjadi di komoditi jagung, importirnya produsen besar. “Sudah punya kekuatan pasar dikasih hak impor. Improtir produsen, market power makin gede, harga jagung malah naik” ujarnya mengakhiri pembicaraan dengan media.linda.

Konsultan HRD

Related

News 3382650032202023138

Post a Comment

emo-but-icon

item