Harga Pangan Mahal, Menko Maritim Bahas Aturan Impor

https://satunusantaranews.blogspot.com/2016/01/harga-pangan-mahal-menko-maritim-bahas.html
Jakarta (satunusantara) Menteri Koordinator Maritim dan Sumber Daya
Rizal Ramli bersama Plt Sekjen Kementerian Perdagangan, Kementerian Dalam
Negeri, Badan Ketahanan Pangan Kementarian Pertanian, dan KKP membahas perekonomian
di tahun 2016 terutama di bidang pangan.
Usai pertemuan itu Rizal
Ramli mengatakan, Seperti diketahui ada penurunan minyak mentah, harganya dibawah
30 dollar per barrel, bahkan bisa menyampai 25 dollar per barrel. Dampaknya pada
APBN, pemerintah mencari solusi agar harga pangan dalam negeri turun, dan inflasi
turun.
“BI punya cara dengan
turunkan tingkat bunga. Ini bisa jadi faktor pertumbuhan ekonomi, disamping
cara lain untuk kurangi dampak penurunan harga minyak” kilahnya di gedung BPPT
kantor Menteri Koordinator Maritim dan Sumber Daya.
Kenapa harga pangan di Indonesia
mahal? Menurutnya, impor pangan di dalam negeri selalu diatur mekanismenya,
kuotanya. Harga impor pangan di Indonesia lebih tinggi dari dunia internasonal,
sebagai contoh harga daging internasional 45 ribu rupiah per kilo, di Malaysia
60 ribu sementara di Indonesia 120 ribu, dua kalilipat dari Malaysia.
Begitu pula dengan harga
gula dan komoditi lainnya. Dia berharap pihak yang berkompeten mau mengatur
impor dengan menggunakan kuota atau cara lain guna melindungi produsen di dalam
negeri.
Selama ini semua
komoditi ‘pemainnya’ hanya 6 atau 7 importir, meski di pasar terlihat banyak
pemainnya namun menurut Rizal itu hanya ‘ecek’ecek’ (kecil-red). “Daging
misalnya, seolah-olah kompetitif tapi dalam prakteknya hanya 7 pemain. Banyak
importir yang main ini juga produsen, selain produsen dikasih kuota impor, jadi
mainin harga, nyogok pejabat, petani nggak dapat apa-apa”, pungkasnya.
Itulah penyebabnya impor
pangan mahal, karena itu komoditas impor harus diatur kuota atau semi kuota,
daging, gula, jagung dan lain sebagainya. Karena terjadi di komoditi jagung,
importirnya produsen besar. “Sudah punya kekuatan pasar dikasih hak impor. Improtir
produsen, market power makin gede, harga jagung malah naik” ujarnya mengakhiri
pembicaraan dengan media.linda.