Kala Kegelapan Jadi Daya Tarik Wisata

Tertawalah selagi Gratis
video-shooting-dan-fotografi
Video Shooting & Fotografi
Mengabadikan Momen, Menceritakan Cerita — Solusi Profesional untuk Video Shooting & Fotografi Anda.
0813-1615-8974
Info Lengkap
Jakarta (satunusantara) Pada umumnya masyarakat takut akan kegelapan, kegelapan itu mengimajinasikan orang dengan sesuatu menyeramkan. Namun saat tanggal 9 Maret 2016 warga dunia khususnya masyarakat Indonesia ramai-ramai mengejar kegelapan namun bukan kegelapan yang biasa tapi fenomena alam. Bahkan kegelapan ini menjadi daya tarik wisata, dimana Indonesia menjadi negara satu-satunya melihat gerhana matahari total (GMT) di daratan.

Jauh-jauh hari sebelum terjadi GMT pemerintah lewat Kementerian Kordinator Maritim dan Sumber Daya menjadi motor penggerak pariwisata yang membawahi Kementerian Pariwisata sebagai ujung tombaknya. Institusi inilah yang mempromosikan 12 kota yang dilalui GMT ke masyarakat international.

Lewat tayangan iklan berdurasi sekian menit di media-media international Kemenpar mempromosikan lokasi wisata plus GMT itu sendiri. Selain itu mereka juga mempersiapkan infrastruktur dan mengajak masyarakat berprilaku untuk menjaga kebersihan lingkungan dan tak apriori dengan orang asing. Mengubah kebiasaan itu, Maka Kemenko Maritim membuat program Gerakan Bersih dan Senyum (GBS) di lokasi wisata terutama di 10 destinasi baru di Indonesia.


Selain promosi, pihak Kementerian Maritim juga mengajak intitusi lain dan para pelajar menyaksikan GMT, mereka mengundang para ahli astronomi, peneliti serta menggemar antariksa menikmati indahnya fenomena alam di perairan Belitung tak jauh dari Tanjung Kelayang salah satu dari 10 destinasi baru, dimana lokasi pantainya begitu mempesona.

Tak hanya Tanjung Kelayang sebagai titik melihat fenomena alam, ada Sigi di Sulawesi Tengah bahkan Wakil Presiden Jusuf Kala pun meyaksikan GMT di lokasi itu. Ternate, Maluku Utara, dan Halmahera dikunjungi empat kapal pesiar internasional. Sehari sebelum terjadi GMT keempatnya bersandar di sana dengan harapan mampir di Morotai guna menikmati keindahan alam bawah laut nan menakjubkan.

Bahkan Jakarta yang hanya bisa melihat sekitar 88 persen warganya berbondong-bondong meyaksikan gerhana, ada yang cukup keluar rumah dengan peralatan seadanya atau mengunjungi planetarium yang menyediakan empat teleskop dan membagikan kacamata khusus gerhana.

GMT menjadi berkah Indonesia, selain masyarakat internasional diundang melihat kegelapan malam di saat siang hari, mereka juga disuguhkan aneka budaya seperti tarian, musik dan pertunjukan seni lainnya serta ragam kuliner yang memanjakan mata dan lidah wisatawan.

Bahkan Menteri Pariwisata Arif Yahya pun terkejut, target pengunjung di Tanjung Kelayang hanya 5000 orang, tapi sungguh diluar dugaan wisatawan di pantai itu lebih dari 50 ribu  orang. Hotel dan penginap penuh, bahkan sebulan sebelum terjadi GMT sudah full book (penuh dipesan), Puteri Pariwisata 2015 saja tak kebagian kamar hotel.

Nyata-nyata kegelapan itu membawa berkah bagi pariwisata Indonesia, semoga saja para turis mancanagera itu mau berbagi pengalaman mengunjungi lokasi wisata dengan orang disekitarnya, baik dari mulut ke mulut, media sosial atau media massa. Bagaimana indahnya alam nusantara, pantainya yang jernih lagi bersih, biota lautnya kaya, dan masyarakatnya ramah.

Kita sendiri tak boleh berpuas diri, GMT hanya sebagai pemicu, usaha dan keseriusan lah yang bisa mengangkat pariwisata nusantara menjadi tujuan lokasi pilihan para wisman. Kegelapan sudah berlalu, titik terang ada di depan mata tinggal kita mau tidak memanfaatkan momen tersebut menjadi berkah yang berkelanjutan.apr/foto:linda.

Konsultan HRD

Related

News 7595135303549331177

Post a Comment

emo-but-icon

item