Prajurit TNI Jadi Guru di Wilayah Terpencil Perbatasan RI-PNG

https://satunusantaranews.blogspot.com/2016/01/prajurit-tni-jadi-guru-di-wilayah.html
Jakarta
(satunusantara) Banyak murid-murid SD yang belum bisa membaca, menulis dan
berhitung. Melihat kondisi nyata tersebut, Prajurit TNI Satgas Yonif
406/CK melaksanakan kegiatan teritorial salah satunya adalah menjadi guru di
wilayah terpencil perbatasan RI-PNG yang sulit dijangkau.
Hal tersebut dikemukakan Dansatgas Yonif
(Batalyon Infanteri) 406/CK Letkol Inf Aswin Kartawijaya, ketika memantau
kegiatan mengajar bagi siswa dan siswi SD yang dilakukan oleh Prajurit TNI
Yonif 406/CK yang tergabung dalam Satgas Pamtas RI-PNG (Satuan Tugas Pengamanan
Perbatasan Republik Indonesia dan Papua Nugini) di Kampung Molov dan
Kiwirok, Keerom, Papua.
“Prajurit TNI Satgas
Yonif 406/CK melaksanakan kegiatan mengajar dengan berbagai metode seperti
permainan sulap dan pemberian reward kepada murid, sehingga
apa yang diajarkan dapat diterima, dimengerti, dan diingat oleh murid-murid sekolah,”
ujar Letkol Inf Aswin Kartawijaya.
“Salah satu yang
dilakukan Prajurit TNI Satgas Yonif 406/CK adalah dengan menampilkan
permainan sulap kemudian kegiatan mengajar, serta memberikan reward berupa
permen gula-gula dan snack kepada para murid yang bisa
menjawab pertanyaan yang diberikan, dan juga bila ada murid yang bisa
menyanyikan lagu Indonesia Raya,” tutur Dansatgas Yonif 406/CK.
Lebih lanjut Letkol Inf
Aswin Kartawijaya menyampaikan bahwa, tidak semua kampung yang berada di
wilayah binaan Satgas Yonif 406/CK memiliki sekolah. Bila dilihat dari
segi fasilitas, sekolah-sekolah yang berada di wilayah binaan Satgas Yonif
406/CK bisa dibilang jauh dari kata layak, dimana sekolah-sekolah yang ada
belum memiliki sarana prasarana yang memadai, seperti buku tulis, buku belajar,
tempat yang bersih dan nyaman.
“Bila dilihat dari sisi
tenaga pengajar lebih memprihatinkan, beberapa sekolah hanya memiliki dua guru
yang mengajar beberapa kelas dalam waktu yang sama. Selain itu akses jalan
menuju sekolah juga cukup jauh jarak tempuhnya, sehingga apabila ke
sekolah tersebut harus menyusuri sungai dengan perahu selama kurang lebih dua
jam perjalanan,” pungkasDansatgas Yonif 406/CK Letkol Inf Aswin Kartawijaya.
Sementara itu Bapak guru Ferry
dan tokoh Adat di Kampung Kiwirok Bapak Tobias Lembar mengungkapkan
kesenangannya dan mengucapkan terimakasih kepada Prajurit TNI Satgas
Yonif 406/CK yang dengan sukarela dan ikhlas jauh-jauh datang ke kampung
kami untuk mengajar dan berbagi ilmu.