Dukung Poros Maritim Dunia, TNI AU Kaji kebutuhan

https://satunusantaranews.blogspot.com/2016/04/dukung-poros-maritim-dunia-tni-au-kaji.html
Jakarta
(satunusantara) Keinginan pemerintah menjadikan Indonesia
sebagai poros maritim dunia, tentunya juga harus didukung oleh semua kemampuan yang dimiliki, baik darat, laut dan
udara. Karena itu TNI Angkatan Udara selaku kekuatan matra udara mengkaji dan
membahas hal itu untuk mendukung keinginan pemerintah, lewat seminar dirgantara
dalam rangka hari jadi ke-70 TNI AU.
seminar dibuka Kepala Staf
Angkatan Udara (Kasau) Marsekal TNI Agus Supriatna bertema Penguatan Angkatan
Udara Dalam Mendukung Poros Maritim Dunia di Persada Purnawira, Halim
Perdanakusuma.
Kasau mengatakan, seminar
ini untuk mendukung adnya kebijakan pemerintah dan keinginan menjadi poros
maritim dunia. Bagaimana peran TNI AU guna mewujudkan hal itu, AU harus mampu
meng-cover semua kegiatan di laut, dengan peralatan yang dimiiki.
“Kita seminarkan agr semua
bisa menganalisa kalau seperti ini, alutsista seperti ini, kemampuan udara seperti
ini bisa tidak mendukung, atau bagaimana peran TNI AU bisa mewujudkan poros
maritim dunia”, tandasnya.
Nantinya hasil dari seminar
itu akan dikaji. Sementara untuk mendukung poros maritim dunia dengan alur luat
kepulauan Indonesia (alki) 1, 2, dan 3 yang begitu luas berarti harus ada
kekuatan udara yang bisa cepat hadir dimana saja, dan mampu berfungsi ganda
yaitu pesawat amfibi.
"Pengawasan laut, jujur
belum optimal karena alutsista belum dilengkapi dengan SAR radar sistem.
Automatic identification system, sensor dan real time data link ke Pusdalops
secara real time," pungkasnya.
Menurutnya, hingga kini
prajurit matra udara belum memiliki alat utama sistem persenjataan (alutsista)
yang dilengkapi dengan sistem radar SAR serta radar otomatis pendeteksi
tersebut.
Idealnya untuk menjaga luas
wilayah Indonesia TNI AU butuh satu skuadron, untuk 1 alki saja memerlukan sedikitnya
empat pesawat. Pelanggaran wilayah udara sendiri saat ini masih tinggi, sementara
kita hanya mengandalkan pesawat tempur dan radar guna menjaga kawasan
nusantara.
Soal pesawat jenis apa yang
cocok untuk Indonesia, pihaknya menyerahkan sepenuhnya kepada Kementerian
Pertahanan (Kemhan). "Ya, kebutuhan minimalnya (satu skadron). TNI AU
hanya menyampaikan spektek, kebutuhan dan kemampuannya seperti ini” tutupnya.linda.