https://satunusantaranews.blogspot.com/2016/03/ekspedisi-maritim-dan-gmt-sukses.html
Jakarta
(satunusantara) sukses dengan program Ekspedisi Maritim dan
GMT 2016, Kementerian Maritim dan Sumber Daya siap melaksanakan program selanjut
demi kemajuan bangsa. Program tersebut guna mewujudkan Indonesia sebagai bangsa
maritim yang tangguh dan sebagai poros maritim dunia.
Tentunya sebuah keberhasilan
tak mungkin berjalan sendiri tanpa ada pihak lain yang mendukung kegiatan itu
berjalan. lalu seperti apa cerita sukses
pelajar, peneliti, dan ilmuwan bisa menyaksikan Gerhana Matahari Total di
perairan Belitung?. Karena itu satunusantara bersama beberapa media lain
memwawancarai Deputi IV Bidang Kordinasi SDM, Iptek, dan Budaya Maritim, Safri
Burhanuddin.
Bagaimana
kita bisa dapat posisi terbaik menyaksikan gerhana?
Kami bekerjasama dengan BMKG
untuk mencari posisi terbaik, 14 - 18 jam sebelum GMT kami masih diskusi untuk
mendapatkan posisi terbaik. Sampai dilokasi kodisinya tidak seperti apa yang
kita bayangkan masih tetap berawan, jadi kita harus buat manuver secara manual.
tadi pagi kita melihat 4 dimensi, dimensi pertama kami lihat datar, dimensi
kedua petanya, dimensi ketiga harus lihat langsung, dimensi keempat kami harus
meramal pergerakan awan. Mulai pukul 06.00 kita hitung awan bergerak kemana.
nah syukur kita berhasil, peserta bisa lihat meski awan tipis tapi itu area
terbaik di lokasi tersebut.
Selain
sukses melihat GMT, apakah ada keberhasilan lain menurut Anda?
Ada, keberhasilan kedua bagamana
menggugah para pemuda itu melihat maritim lebih dekat, dan mereka mulai
tertarik. Dengan ketertarikan itu, ada keberhasilan kita dimana cinta mereka
mulai tumbuh ternyata maritim itu menarik. Mungkin selama ini tidak jadi
perhatian mereka, ini penting. Kalau itu bisa berjalan dengan baik, maka
harapan kita mereka sebagai calon pimpinan 10-20 tahun mendatang. Saat jadi
pimpinan mereka sudah punya sisi kemaritiman yang bagus, ini membantu
percepatan untuk menjadi Indonesia negara maritim yang kuat yang behasil
membangun masyarakatnya. Itulah gambarannya.
Ketiga bagaimana kami
bekerjasama dengan Kementerian lain, kerjasama dengan daerah, kerjasama dengan
tim.mengatur kegiatan tersebut. Ini bukan perkara mudah, 1100 orang dengan
irama yang bagus, semua bisa kompak tidak ada konflik semua bisa lancer. Dan itu
merupakan salah satu seni tersendiri.
Saat
menyaksikan gerhana, posisi kita dimana?
Posisi kita ada di sebelah
barat pulau Tanjung Lengkuas, berdasarkan data BMKG, setelah sampai di titik
masih agak berawan kami bergeser ke arah utara ternyata awan msh berkumpul. Lalu
kami turun ke selatan kira-kra 20 mil dari pulau Lengkuas saat pukul 07.00
kurang 10, kami mengajak kapten kapal karena posisi menentukan, dia bekerjasama
dengan baik dan mengatakan “heading timur dan semua bisa berhadapan dengan
matahari. Posisi kita tidak di ikon pariwisata, kalau harus ada ikon tpi tidak melihat
gerhananya buat apa. Sebenarnya kami ingin posisi itu tapi karena berawan jadi kami
bergeser ke posisi itu.
Setelah
sukses dengan ekspedisi ini, apa program selanjutnya?
Perkemahan, pertemuan bahari
pemuda di pulau Pramuka Kepulauan Seribu kita usahakan musim libur. Itu salah
satu kegiatan budaya bersih, kita kesana menggunakan kapal perintis,. kita ajak
anak-anak pelajar untuk bersihkan pulau lalu kita diskusikan setelah itu terjun ke laut
merasakan artinya laut. Kalau tidak mereka akan berpikir apa itu laut.
Lalu mengajak mahasiswa
melakukan baksos di pulau, mereka yang menentukan pulaunya. Dan setiap di
daerah kita naikan 50-100 peserta Ini juga akan menggunakan kapal perintis, dan
nanti target kita ada 500 pelabuhan di Indonesia dan 98 kapal perintis.
Ada
kerjasama dengan daerah mensosialisakan budaya maritim?
Tentu, yang menarik nanti
kita akan undang pihak yg kontradiktif, Jepang dan kelompok pecinta lingkungan
Green Peace. Kita akan ajak mereka ke Lawalera, NTT melihat penangkapan ikan paus.
Ada yang bilang boleh ada yang bilang tidak, biarkan pakar yang bicara. Kenapa?,
karena kita punya budaya dimana antara Mei - Oktober mereka menangkap dan
membunuh paus. oleh pecinta lingkunga itu idak diperkenankan, tapi masyarakat
sana hal itu adalah adat, budaya yang ada disana. Sekarang kita harus carikan
solusi, ini bekerjasama dengan Pemda NTT. Jadi pembunuh paus tidak semua org bisa membunuh,
itu tapi hanya orang tertenu dan turun temurun.
Demkian petikan wawancara
dengan Safiri Burhanuddin. Pelajar, ilmuwan dan peneliti sudah dipuaskan pihak Kemenko
Maritim, ikut ekspedisi Maritim menyaksikan gerhana matahari. Sebagai negeri
pemilik lautan nomer dua di dunia, memang sudah semestinya Indonesia mampu
menguasai bahari, karena itu masyarakat terus menanti upaya-puaya yang akan
dilakukan mereka demi kejayaan bangsa.linda.