Panglima TNI : Jadikan Pondok Pesantren sebagai Lembaga yang Mampu Cetak Pemimpin Bangsa
https://satunusantaranews.blogspot.com/2016/04/panglima-tni-jadikan-pondok-pesantren.html
Jakarta
(satunusantara) Jadikan Pondok Pesantren sebagai lembaga
yang mampu mencetak dan mempersiapkan generasi muda yang agamais,
berpengetahuan luas dan berwawasan kebangsaan serta calon pemimpin-pemimpin
bangsa. Dan menjadikan bagian dari solusi masyarakat bangsa dan negara dalam
menyelesaikan permasalahan dengan mengedepankan musyawarah dan mufakat,
menjunjung tinggi kearifan lokal dan tetap menjaga persatuan dan kesatuan
bangsa.
Hal tersebut dikatakan
Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo didampingi Kasad Jenderal TNI Mulyono
serta beberapa Pejabat Teras Mabes TNI dan Angkatan saat menghadiri Haul Syeikh
Abdul Qadir Jaelani di Pondok Pesantren Qamarul Huda Bagu, Kabupaten Lombok
Tengah, Nusa Tenggara Barat.
Kedatangan Panglima TNI
beserta rombongan di komplek Pondok Pesantren Qamarul Huda Bagu disambut oleh
Tuan Guru Haji L.M. Tumudzi Badaruddin selaku pendiri Pondok Pesantren,
Gubernur NTB Zainul Majdi, Wakil PBNU Miftahul Akhyar, para Sesepuh dan Kyai
serta 3.000 santri/nahdliyin Nahdlatul Ulama.
Panglima TNI Jenderal TNI
Gatot Nurmantyo menyampaikan bahwasanya TNI lahir sebagian besar adalah dari
para santri dan ulama, yang berjuang merebut kemerdekaan, bahkan Jenderal
Sudirman yang pertama menjadi Panglima TKR (sekarang TNI) adalah seorang guru
dari pondok pesantren di Jawa Tengah.
“Saya datang kesini adalah
untuk mengingatkan prajurit-prajurit saya, bahwa TNI tidak bisa berjuang
sendiri dalam mengisi kemerdekaan. Saat
ini, tantangan bangsa Indonesia yang sangat luar biasa dan semakin sulit, maka
tidak ada alternatif lain lagi yaitu solusi yang paling baik adalah kebersamaan
antara TNI dan para Ulama. Karena, apabila TNI dan Ulama serta rakyat
bersama-sama, merupakan inti dan pusat kekuatan bangsa Indonesia,” kata Jenderal
TNI Gatot Nurmantyo.
Menurut Jenderal TNI Gatot
Nurmanyo, sistem pertahanan kita adalah sistem pertahanan rakyat semesta. Pada
saat HUT TNI saya sampaikan bahwa TNI hanya bisa kuat dan profesional apabila
bersama-sama dengan rakyat, dan pimpinan rakyat adalah para Ulama. “Inilah yang
harus sama-sama kita pelihara terus, sehingga Soko Guru perjuangan kemerdekaan
kita (Ulama) yang telah berjuang bersama-sama dan kemudian bisa memelihara
kemerdekaan hingga saat ini, termasuk penumpasan G 30 S/PKI pada waktu itu
adalah para Ulama yang paling depan,” tegasnya.
Dalam kesempatan tersebut,
Panglima TNI menghimbau, “marilah bersama-sama kita kembangkan komunikasi
sesama kita, komunikasi sosial dengan selalu menebarkan salam, jalin
silaturahim, persaudaraan, saling menasehati, berbuat kebajikan dan mencegah
kemungkaran,” ucapnya.
Diakhir sambutannya Panglima
TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo selalu mengharapkan kebersamaan dan berjuang
bersama-sama untuk menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia. Tanpa
kebersamaan dengan Ulama, tidak mungkin saya bisa menjaga dan melaksanakan tugas
tersebut.puspen/linda.



