Korea Selatan Bebaskan Visa
https://satunusantaranews.blogspot.com/2015/08/korea-selatan-bebaskan-visa.html
Jakarta (SatuNusantara)- Warga Indonesia yang mengunjungi Korea Selatan sepanjang tahun 2014 ada sekitar 208.329 orang, rata-rata mereka mendatangi ke lokasi wisata di sana. Angka itu meningkat dari tahun sebelumnya sebesar 10 persen. Pertumbuhan wisatawan Indonesia ke Korea terjadi justru ketika jumlah wisatawan Indonesia ke luar negeri berkurang 0,93 persen menjadi 7.899.069 orang, karena itu negeri Ginseng ini membebaskan visa bagi masyarakat Indonesia.
Dan memang pemerintah Korea Selatan mengincar lebih banyak lagi wisatawan Muslim mengunjungi negara mereka, seiring dengan meningkatnya jumlah turis dari Timur Tengah dan Asia. Turis dari China biasanya menjadi peringkat teratas dalam daftar wisatawan asing ke Korea Selatan. Namun, mereka melihat adanya pertumbuhan turis Muslim Timur Tengah dalam beberapa tahun. Turis yang berasal dari negara muslim Asia seperti Malaysia dan Indonesia berada di antara 10 wisatawan terbanyak pada 2014.
Duta besar Korea Selatan untuk Indonesia Cho Taiyoung saat bertemu dengan pers Indonesia mengatakan, visa yang berlaku bagi warga Indonesia jika ingin datang ke Korea diberi kemudahan dalam persoalan mendapatkan visa. "Selama ini hubungan baik dua Negara merupakan salah satu jalan untuk mempermudah bebas visa," paparnya di Kedutaan Besar Korea Selatan, Gatot Subroto, Jakarta Selatan.
Ditambahkan, Indonesa dan Korsel sudah mulai memberlakukan kebijakan bebas visa. Kebijakan tersebut berlaku sejak bulan Mei 2015 lalu. Namun, sayangnya kebijakan bebas visa ini hanya berlaku untuk mereka yang memegang paspor dinas dan paspor diplomatik. Sekarang pemegang paspor dinas dan diplomatik bisa masuk ke Indonesia dan Korsel tanpa visa.
Pihak Kedutaan Korsel telah mempermudah proses pengurusan visa bagi warga Indonesia yang hendak bepergian ke Korsel. Selain itu, Korsel juga telah memperpanjang masa berlalu visa. Satu kali mengurus visa bisa berlaku hingga lima tahun.
Sementara Korea Selatan sendiri menarik sekitar 14 juta wisatawan asing pada 2014 dan pemerintah Seoul menargetkan peningkatan kunjungan turis muslim sebanyak 20 juta pada 2017.
Salah satu daerah favorit yang dikunjungi para turis adalah Pulau Nami, lokasi drama Korea terkenal Winter Sonata. Pulau di tengah sungai Han Utara ini dikunjungi 3 juta turis, satu juta di antaranya adalah wisatawan asing.
Guna menjaring wisatawan Muslim, Pulau Nami melakukan perubahan. Salah satunya ruang ibadah dengan kompas kiblat di setiap ruang penginapan. Pulau Nami juga menyediakan satu dari lima restoran halal di Korea Selatan.
Berdasar data Korea Tourism Organisation, setidaknya ada sekitar 750 ribu wisatawan muslim yang mengunjungi Korea Selatan pada 2014, atau 5,3 persen dari total wisatawan asing. Mereka memutuskan untuk fokus pada wisatawan muslim, dengan alasan bukan cuma urusan sering berwisata, tapi mereka juga suka berbelanja. Pemerintah Korsel berharap hal itu akan memberi dampak besar bagi perekonomian mereka.
Musik dan sinema Korsel nampaknya membawa pengaruhi bagi masyarakat kita, hal terbukti dengan meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan Indonesia ke negeri Ksatria Taeguk itu dari tahun ke tahun terus meningkat. Kunjungan terbanyak terjadi pada awal tahun dan juga pertengahan tahun yang merupakan masa liburan bagi anak-anak sekolah.
Korea Selatan akan membebaskan biaya visa sebesar US$15 atau setara dengan Rp.200 ribu. Pembebasan biaya tersebut akan berlaku dari tanggal 6 Juli sampai 30 September bagi para pengunjung yang datang bersama rombongan. Validitas visa yang dikeluarkan antara tanggal 1 Maret dan 30 Juni akan otomatis diperpanjang dari tiga bulan sampai enam bulan.
Indonesia sendiri sudah memberikan bebas visa sejak Juli 2013 lalu kepada 30 negara termasuk Korea Selatan untuk mengaktifkan bisnis pariwisatanya. Sebelumnya, Indonesia hanya memberikan bebas visa kepada 15 negara. Pemerintah sudah mempererat hubungan dengan IKFA (Indonesia-Korea Friendship Association) melalui berbagai program wisata menarik.
IKFA atau Indonesia-Korea Friendship Association adalah sebuah organisasi non-profit yang didukung penuh Kemenpar untuk memperat hubungan bilateral Indonesia-Korsel, berbagai program telah dilakukan IKFA untuk mempromosikan Indonesia.
Mr. Cho Taiyoung juga bicara soal MIKTA. MIKTA adalah singkatan dari lima negara yaitu Meksiko, Indonesia, Korea, Turki, Australia. Dibentuknya MIKTA karena kelima negara tersebut memiliki persamaan dalam demokrasi dan ekonomi. Untuk meningkatkan hubungan, sambungnya, MIKTA aktif menggelar pertemuan. Seperti pertemuan yuang digelar di Korea, di mana Ketua DPD RI Irman Gusman menghadiri pertemuan tersebut.
Dubes Korea juga menyampaikan tentang wabah Mers yang sempat melanda negeri ginseng itu. Walaupun berita tentang Mers cukup menyita perhatian, Cho Taiyoung menyatakan Pemerintah Korea bisa mengatasinya. "Dan kondisi Korea tidak dalam tingkat darurat. Pemerintah bisa mengendalikan. Kondisi korea sekarang terkendali. Jadi orang tak perlu ragu mengunjungi Korea," tandasnya seraya menambahkan, apalagi belum ada laporan wisatawan asing terkena virus Mers.
Cho Ta i young juga tak lupa menyampaikan isu penting terkait ketegangan yang terjadi di semenanjung Korea, di mana Korea Utara membangun nuklir. Menurutnya, hal ini tidak hanya mengancam keamanan Korea Selatan, tapi juga seluruh dunia. Dunia internasional, lanjutnya, telah berusaha mendesak Korea Utara agar menghentikan pembangunan reaktor nuklir. apr/foto M. Taufik.
"Kami (Korea Selatan) juga membujuk mereka agar bisa berdialog, tapi mereka (Korea Utara) menolaknya," cetusnya. Meski demikian, Pemerintah Korea Selatan akan tetap berusaha agar tercipta perdamaian di semenanjung Korea. Dia juga meminta dunia internasional, termasuk Indonesia, agar mendesak Korut tidak membangun reaktor nuklir, demi terciptanya perdamaian (apr/foto M. Taufik




