Latihan AL Non Perang, Kordinasi antar Negara Cegah Penyusup
https://satunusantaranews.blogspot.com/2016/03/latihan-al-non-perang-kordinasi-antar.html
Jakarta
(satunusantara) TNI AL siap menggelar latihan non perang antara
kapal Angkatan Laut dari sekitar 24 negara, dalam latihan itu menurut Komandan
Satgas Komodo 2016, Laksamana Pertama TNI T.S.N.B. Hutabarat M.M.S., bagaimana
koordinasi AL negara-negara yang tergabung dalam latihan tersebut jika ada suatu
kegiatan yang mencurigakan seperti penyelundupan dan cara menanggulanginya.
Dikatakan, latihan ini lebih
mengutamakan pada Maritime Peaces Keeping Operation (operasi penjaga perdamaian
maritim), misalnya di laut terjadi ketidakamanan antara negra satu dengan
negara lain, distulah operasi tersebut dilakukan.
Nanti dalam kegiatan itu,
diberi latihan untuk kapal yang memiliki kualifikasi untuk melakukan hal tersebut.
Bentuk latihannya dalam bentuk simulasi atau skenario terjadinya penyelundupan yang
dilakukan oleh sebuah kapal asing yang masuk wilayah negara lain, lalu
dilakukan pemeriksaan. Melakukan pemeriksaan secara terkoordinasi antar Negara inilah
yang akan dilatih dalam Komodo 2016.
“Ini dilakukan kalau ada beberapa
negara, bagaimana kordinasinya. Kalau satu Negara, saya sudah melakukannya
sejak Letnan Dua, kalau ini dilakukan oleh negara dalam satu organisasi
terpimpin, ini tantangan”, kilahnya.
Kenapa dilakukan di wilayah
barat Indonesia, menurutnya kegiatan ini pertama kali dilaksanakan di wilayah
barat tahun 20, dan Menlu dan Kasal pemerintah sebelumnya menginginkan kegiatan
latihan selanjut di lakukan di Padang, Sumatera Barat. Kebetulan beberapa tahun
belakangan ini kawasan itu terjadi gempa dan bencana alam lainnya, sehingga
latihan non perang yang didalamnya ada kegiatan sosial cocok dilaksanakan di
sana.
Selain Jepang, Korea dan
USA, negara yang ikut kegiatan ini adalah China dimana mereka akan mengirim dua
kapal perangnya dalam latihan Komodo 2016. Seperti diketahui belakangan ini di kawasan
laut China Selatan memanas antara negara-negara seputar kawasan itu. Apakah
nantinya ada pembicaraan mengenai isu itu? Selaku Dansatgas Komodo 2016
Hutabarat belum bisa memastikan ada tidaknya pembicaraan soal laut China
Selatan.
Begitu pula soal insiden
yang terjadi di perairan Kepulauan Natuna, apakah nanti akan ada pembicaraan
bilateral antara Indonesia dan China bagaimana
tata karma di perairan tersebut. “Pembicaraan bilateral bisa saja, tapi sejauh
ini tidak ada permintaan itu”, tambahnya.
Menurutnya, melihat lautan
itu bukan seperti daratan, apalagi dalam menjaga kawasan bukan memagari tapi
dengan cara intelejen, dan teknologi. Karena bila memagari lautan berapa banyak
bahan bakar yang terpakai hanya untuk memutari kawasan. Namun dengan kapal bersandar
tapi senjata tetap mengarah ke batas wilayah jauh lebih efektif dibanding
memagari lautan.linda.





