Kemenristek Dikti MoU dengan Pemda
https://satunusantaranews.blogspot.com/2015/08/kemenristek-dikti-mou-dengan-pemda.html
Jakarta (SatuNusantara)- Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi tengah gencar menggenjot program kerjanya. Salah satu program yang tengah dilakukan adalah sebagai jembatan (mediator) bagi pemerintah daerah yang akan mengembangkan teknologinya. Sedangkan tenaga ahli yang akan mengembangkan teknologi tersebut berasal dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).
Lantaran itu, sudah dilakukan Memorandum of Understanding (MoU) antara Kemenristek dan Dikti dengan Kementerian Dalam Negeri dan Pemerintah Daerah. Jangka waktu MoU tergantung kebutuhan. Ada yang cuma setahun, ada yang hingga tiga tahun. Namun kalau dibutuhkan terus, masa MoU itu bisa diperpanjang.
Sebagai gambaran, sejauh ini cukup banyak pemerintah daerah yang meminta pengembangan teknologi di daerahnya, seperti teknologi pertanian, perikanan, instalasi pengolahan limbah (Ipal).

Menurut Kepala Bidang Transfer Iptek Asisten Deputi Iptek Pemerintah, Kementerian Ristek dan Dikti, Nurhanan, dalam catatannya, pemda yang telah bekerjasama dengan pihaknya antara lain Sumatera Barat, Jawa Timur, Banten, Jawa Tengah. Dia kemudian mencontohkan program instalasi pengolahan limbah (IPAL) di Purwokerto, Jawa Tengah. Menurutnya, program tersebut cukup berhasil. Seperti diketahui. Setiap harinya sekitar 25 ton limbah. Namun setelah limbahnya diolah, 70 persen baunya berkurang.
“Dalam program ini, intinya kita hanya memberikan model atau contoh. Pemerintah daerahlah yang mengembangkan,” ujarnya kepada Satu Nusantara di kantornya, baru-baru ini. Selain teknologi pertanian, apakah ada teknologi lain yang dikembangkan Pemda berdasarkan MoU tersebut?
Kepala Bagian Penguasaan dan Pengembangan Iptek Pemerintah, Kementerian Ristek dan Dikti, Muchlis Fasihu, menyambung ucapan Nurhanan, menyatakan bahwa sebenarnya ada, karena pihaknya juga bekerjasama dengan lembaga non pemerintah,.seperti program peringatan dini yang dipasang di Danau Maninjau.
“Di sana banyak ikan mati karena berlimpahnya bahan makanan.Tapi ini jadi racun buat ikan-ikan itu.Makanya dipasang sistem peringatan tersebut untuk mengatur makanannya si ikan. Sebelumnya kami ujicoba di Waduk.Jatiluhur.lalu kita pasang di Danau Maninjau.Karena di sana ada ribuan keramba. Sistem peringatan ini untuk mengatur temperatur air,” cetus Muchlis. (Wan/Linda/Foto M. Taufik




