Pembebasan 4 Sandera, Pasukan TNI Masuk ZEE Filipina

https://satunusantaranews.blogspot.com/2016/05/pembebasan-4-sandera-pasukan-tni-masuk.html
Jakarta
(satunusantara) Pembebasan sandera Abu Sayyaf, pasukan TNI siaga
di perairan pulau Pata, Filipina dekat pulau Sulu tempat 4 WNI disandera. Tak hanya diperbatasan namun pasukan TNI sudah
masuk ke zona ekonomi eksklusif negeri beribukota Manila itu.
Pangkostrad Letjen TNI Edi
Rahmayadi selaku Pangkoops pembebasan sandera mengatakan, dua bulan lamanya
pasukan sudah bersiaga di Tarakan, Kalimantan Utara, pasukan dipusatkan disana
menurutnya berhadapan langsung dengan perairan Filipina.
Dikatakan, 3 hari sebelum
pembebasan dirinya mendapat informasi mengenai
situasi perkembangan 4 WNI yang disandera. Dari situlah ia melakukan inisiatif,
merapat personilnya dan peralatan tempurnya, termasuk 5 kapal perang disiagakan
di Tarakan. Di hari itu ia dan pasukannya sudah masuk perbatasan antara Indonesia
dan Filipina.
“Bahkan saya sudah masuk ke ZEE
Filipina, saya berputar-putar disana. Saya masuk ke sana begitu dapat informasi,
dan saya dapat perintah dari PanglimaTNI, saya masuk bahkan sampai ke perairan
di depan pulau Pata, itu di depan pulau Sulu, masuk sampai 12 mil dari Pata”,
tandasnya.
Di titik itu terjadi
komunikasi antara Angkatan Laut Filipina dan pihaknya, mereka berkoordinasi
menentukan titik temu antara mereka. Penentuan posisi alot, akhirnya
Pangkostrad menentukan kordinat lokasi pertemuan antara keduanya, guna
menyerahkan 4 sandera WNI itu.
Akhirnya 4 WNI diserahkan
tentara Filipina ke tangan pasukan TNI di titik yang telah ditentukan. Meski ada
isu pembebasan sandera Abu Sayyaf ini ditebus dengan sejumlah uang, Edi selaku
Pangkoops pembebasan sandera dengan tegas mengatakan tidak ada uang sepeserpun
yang diserahkan ke kelompok bersenjata untuk pembebasan mereka.
“Yang jelas tidak pakai
tebusan, tebusan, kalau pun ada tebusan saya tidak tahu. Tugas saya adalah
amankan, selamatkan warga kita itu perintah Panglima TNI, dan itu saya lakukan.
apapun resikonya akan saya lakukan untuk melakukan itu”, tegasnya.
Sebelumnya memang sudah
dipersiapkan operasi militer guna pembebasan sandera WNI oleh kelompok
bersenjata Filipina, karena Undang-undang Filipina melarang pasukan asing masuk
wilayahnya maka TNI tak bisa menggelar operasi tersebut. Namun berkat diplomasi yang intent dilakukan pemerintah akhirnya
semua sandera WNI bisa dibebaskan.
Menurutnya, pemerintah lah
yang melakukan komunikasi dengan pemerintah Filipina, sementara pasukan TNI
yang disiagakan hanya sebagai pelaksana. “Presiden memeritahkan Menterinya dan
salah satunya pasti Panglima TNI, saya adalah pelaksana. perintahkan ambil,
ambil, perintahkan amankan, ya saya amankan”, tuturnya.
Usai sudah drama
penyandaraan 14 WNI oleh kelompok bersenjata Filipina, beberapa hari sebelumnya
10 WNI yang disandera telah dibebas, sedangkan 4 lainnya baru tiba di bandara Halim
Perdanakusuma. Namun pasukan yang disiagakan di Tarakan belum ada rencana kapan akan ditarik, masih
menunggu perintah Panglima TNI apakah akan segera dikembalikan ke satuan
masing-masing atau tetap bertahan disana.linda.