Tangkap Buronan Koruptor, Picu Pemerintah Tuntaskan Kasus Besar Lain

https://satunusantaranews.blogspot.com/2016/04/tangkap-buronan-koruptor-picu.html
Jakarta (satunusantara) Tertangkapnya samadikun Hartono (BLBI) dan Aluwi (Century) menjadi berita gembira bagi rakyat indonesia
di media-media yang bertebaran pada hari Jum'at ini, demikian kata Pimpinan
Ormas Tommy Soeharto.
"HMPI menganggap ini
adalah kabar baik yang menyapa bangsa indonesia, merupakan sebuah hentakan
sejarah yang diharapkan menjadi pemantik bagi keberanian pemerintah terus
mengusut kasus - kasus besar mulai century, BLBI dan Freeport"tegas Tri
Joko Susilo, Seketaris Jendral Majelis Pimpinan Nasional HMPI.
Menurut Tri Joko, Revolusi
mental yang diikuti peningkatan penegakan hukum sehingga membuat trust
masyarakat untuk ikut melakukan 'Revolusi Mental' bagi pemberantasan korupsi
akan semakin besar. Bagi Tri Joko, Koruptor kelas kakap itu layak di hukum mati
layaknya kasus Narkoba dan Kasus Teroris yang menelan korban jiwa.
"Jadi HMPI setuju
hukuman mati, ditambah diliput besar-besaran oleh media sebagai efek jera dan membuktikan
perform pemerintah, memberi kode keras bahwa Pemerintahan Jokowi-JK akan
menjadi terdepan dalam melawan Mafia Korupsi, ini adalah pesan Revolusi Mental
bahwa Negeri Pancasila ini adalah musuh bebuyutan bagi kerakusan, HMPI sejak
awal bertekad untuk mengajak sesama elemen-elemen kebaikan untuk berjemaah dan
berjihad melawan koruptor, melakukan teror terhadap sifat kerakusan, maka HMPI
mendesak pemerintah melakukan hukuman mati untuk Koruptor keji yang menyebabkan
rakyat kelaparan dalam duka tak tertahankan!" Seru Tri Joko Susilo.
Tri Joko juga meminta
pemerintah untuk menyita harta koruptor untuk memberdayakan ekonomi kerakyatan
kehidupan masyarakat bawah, "penangkapan koruptor kakap itu adalah senyum
bagi pemulung, duafa, masyarakat miskin yang haknya di rampas dan harapan bagi
anak bangsa untuk hari esok yang lebih baik serta jauh dari kerakusan sebagian
orang yang dengan pongah dan angkuhnya melakukan korupsi"tukas Tri Joko
Susilo.mdtj/foto:ist.