Pensiun di Militer, Tak Pensiun Jadi Seniman

Tertawalah selagi Gratis
video-shooting-dan-fotografi
Video Shooting & Fotografi
Mengabadikan Momen, Menceritakan Cerita — Solusi Profesional untuk Video Shooting & Fotografi Anda.
0813-1615-8974
Info Lengkap
Jakarta (satunusantara) Pameran bertajuk International Art Exhibition “Reborn” alumni Sekolah Seni Rupa Indonesia (SSRI/SMSR) Yogyakarta di Galeri Nasional. Akbar Linggaprana salah satu seniman yang ikut memamerkan karyanya mengatakan, menjadi seniman itu tidak pernah pensiun, pesan seorang maestro patung Indonesia untuk dirinya saat menerima panggilan wajib militer.

Pesan itulah yang terus diingat purnawirawan TNI AU dengan pangkat terakhir Marsekal Pertama itu, ia pun tetap menyempatkan diri melukis meski harus membagi waktu.

“Meski masih dalam dinas di militer saya masih mencoba meluangkan waktu berkarya, ini adalah dukungan teman-teman (pameran-red)  yang mengajak saya. Memang satu tahun sekali saya belum tentu berkarya kadang saya hars menghitung waktu, besok saya harus ngantor, besok harus apel pagi”, tandasnya.


Ada rasa cemburu Lingga menyangkut waktu yang bisa dimanfaatkan seniman lain dalam berkarya, menurutnya, seniman lain bisa sampai pagi melukis, tapi dirinya harus membatasi waktu dan tak seleluasa seniman lain. Maka bila seniman yang tak berdinas di militer bisa mempunyai ratusan karya, dia hanya punya sekitar belasan karya hingga kini.

Dari sekian karya miliknya, empat hasil kreasinya ikut dipamerankan di International Art Exhibition “Reborn”. Ada empat tema yang dia angkat yaitu pemanasan global atau perubahan iklim, masalah keperawanan, latihan menggambar, dan transformasi kekuasaan.

Secara kebetulan pameran itu tak menentukan tema, namun membebaskan masing-masing seniman mengangkat tema yang diinginkan. Dikatakan, tema pemanasan global adalah cara dia mengingatkan masyarakat pentingnya peduli lingkungan yang ia terjemahkan dalam lukisan seseorang yang tengah memangku bayi yang menggunakan masker dengan latar belakang asap dari kebakaran hutan.

Lalu tema kedua yang ia angkat adalah masalah keperawanan yang juga merupakan problem sosial. “Kalau zaman dulu massalah perawan sangat dijunjung tinggi para wanita, dengan adanya kemajuan teknologi ada kemungkinan pergaulan bebas sehingga masalah keperawanan sudah tidak begitu dikhawatirkan lagi” paparnya.


Karya Lingga lebih banyak bertema sosial, salah satu karyanya ia buat pada tahun 1998 dimana pada saat itu presiden Soeharto mengundurkan diri.  Bukan sosoknya yang ia ingin angkat tapi efek dari itu, dimana menurutnya setiap ada perubahan kekuasaan pasti ada akibat dan korban dari perubahan itu.linda.

Konsultan HRD

Related

News 7288908743470552525

Post a Comment

emo-but-icon

item