Suku Mairasi dan Makna Nama Pemberian Tim Jelajah Ekspedisi NKRI

https://satunusantaranews.blogspot.com/2016/03/suku-mairasi-dan-makna-nama-pemberian.html
Jakarta
(satunusantara) Suku Mairasi adalah salah satu suku yang
berada ditengah tengah lebatnya hutan pegunungan emansiri untuk mencapai lokasi Suku Mairasi ini, Tim
Jelajah Ekspedisi NKRI 2016 Subkorwil 8
Kaimana yang dikomandani oleh Dantim Jelajah Letda Inf Hendra Adhi
Wijayanto yang sehari harinya sebagai
Danton Grup-1 Kopassus bersama sembilan
personel harus menempuh waktu selama
tiga hari dari desa Lobo dengan berjalan
kaki. Untuk menuju desa Lobo dari Kota
kaimana bisa ditempuh menggunakan kapal perintis selama empat jam.
Dengan dikawal oleh
keindahan pemandangan alam hutan pegunungan emansiri dengan ketinggian 1346
meter dari permukaan air.Selama tiga hari
tim jelajah Subkorwil- 8 Kaimana berjalan menelusuri jalan setapak
terjal berkelok kelok, menyisiri tebing dan menembus menaiki sepuluh punggung pegununganLetih, haus dan lelah
terobati ketika hembusan angin dari sela-sela pepohonan yang langsung menerpa
sanubari para tim penjelajah.
Suku Mairasi dihuni oleh
puluhan kepala keluarga, penduduk suku ini tersebar dibeberapa kampung kecil
yaitu Kampung Barari, Morano, Maimai, Lobo dan Sisir kesemua kampung yang
dilewati Tim Jelajah Subkorwil 8 Kaimana dibawah wilayah Distrik Kaimana Kab.
Kaimana.
Kediaman rumah suku mairasi
berbentuk rumah kayu panggung. Makanan pokok masyarakat Suku Mairasi keseharian
berupa sagu, ubi jalar, pisang dan ketela pohong. Bahan makanan pokok tersebut
didapatkan dari ladangnya sendiri.
Masyarakat Suku Mairasi pada
awalnya takut dengan kedatangan Tim
Jelajah , tetapi setelah dijelaskan maksud kedatangan Tim Jelajah Ekspedisi
NKRI Subkorwil 8 Kaimana akhirnya
masyarakat Suku Mairasi menerima secara terbuka.Menurut warga setempat kampung ini pada tahun 1962
pernah dipakai sebagai areal penerjunan ketika perebutan Irian Barat.
Sambutan adatpun digelar,
Tim Ekspedisi NKRI Subkorwil 8 Kaimana diterima secara adat dengan membasuh
tangan dari air dalam bambu yang dituangkan oleh para wanita Suku Mairasi.
Menurut kepercayaan warga setempat makna membasuh dengan air karena air
merupakan sumber kehidupan.
Kepercayaan sekaligus
penghormatan Suku Mairasi kepada Tim Ekspedisi NKRI juga terlihat ketika Dantim
Jelajah Letda Inf Hendra Adhi Wijayanto diminta
untuk memberi nama calon bayi yang lahir.
Kepala Suku kampung Werinau
Nataniel memberikan kehormatan langsung kepada Dantim jelajah untuk memberi
nama seorang bayi yang lahir bertepatan dengan Tim jelajah tiba di suku
tersebut. “ Jangi yom jaanou nakutonkei ( saya minta memberi nama adek/ si
bayi)," pinta Kepala Suku Mairasi.
Anak kebanggan dari pasangan
suami istri yang berasal dari Marga AI dan Asafa ini terlahir ke muka bumi pada
18 maret 2016 pukul 05.00 Wita. Tim jelajahpun dengan sigap membantu persalinan wanita Suku Mairasi ini.
Oleh Dantim jelajah yang
berasal dari satuan Kopassus tersebut, bayi merah itu diberi nama Army Navy Satria Ai artinya Army Navi karena tim jelajah terdiri TNI AD dan AL
,Satria artinya TNI adalah ksatria pembela bangsa dan negara ,Ai karena orang
tua bayi tersebut berasal dari Suku AI.
Kepala Suku Mairasi berharap
nama yang diberikan oleh Tim Ekspedisi nantinya akan dapat menjadikan anak
pasangan Suku Mairasi ini sebagai ksatria yang dapat melindungi seluruh
masyarakat Suku Mairasi.Rasa bahagiapun terpancar dari kedua orangtua bayi AI,
karena mereka merasa tersanjung dan terhormati atas pemberian nama kepada buah
hatinya.
" Ari amori," (
terima kasih) ucap orangtua Army Navy Satria Ai
kepada tim ekspedisi NKRI
Masyarakat Suku Mairasipun
menggelar penjamuan menyambut lahirnya bayi AI sekaligus ucapan terimakasih
mereka kepada Tim Ekspedisi NKRI yang telah menolong dan juga memberi nama
kepada bayi AI.
Sampailah waktunya Tim
Ekspedisi NKRI untuk kembali ke misi penjelajahan ekspedisi selanjutnya, dengan
penuh sukacita, tim ekspedisi NKRI
dilepas dengan upacara adat yaitu membasuh tangan yang dituangkan dari
air dalam bambu.penkopasus/linda.