CPOPC Protes Pajak Progresif Minyak Sawit

Tertawalah selagi Gratis
video-shooting-dan-fotografi
Video Shooting & Fotografi
Mengabadikan Momen, Menceritakan Cerita — Solusi Profesional untuk Video Shooting & Fotografi Anda.
0813-1615-8974
Info Lengkap
Jakarta (satunusantara) Menteri Kordinator  Maritim dan Sumber Daya Rizal Ramli selaku dewan pengarah Negara-negara Penghasil Minyak Sawit (Council of Palm Oil Producing Countries/CPOPC) memprotes pajak progresif  minyak sawit yang akan diterap Perancis tahun depan. Menurutnya sama saja ‘membunuh’ 19 juta pekerja di sektor tersebut.

Hal itu disampaikan saat pertemuan dengan delagasi Malaysia sebagai tindaklanjut pembentukan CPOPC, dimana kedua negara sepakat mengangkat direktur eksekutif dari kedua belah pihak. Pihak Malaysia dipimpin Menteri Perusahaan Perladangan dan Komoditi Datuk Amar Douglas Uggah Embas bertemu dengan pemerintah Indonesia di kantor Menko Maritim di gedung BPPT, Jakarta.

Usai pertemuan Menko Maritim mengatakan, diskriminasi Prancis melanggar aturan WTO dan dengan sengaja ingin membunuh sektor minyak sawit. Bila hal itu benar diterapkan tahun depan, minyak sawit akan dikenakan pajak sebesar 300 euro atau sekitar US$ 420 per ton. Sementara harga minyak sawit hanya sekitar US$ 550 per ton. “Prancis seharusnya menyadari bahwa ada 19,5 juta lapangan kerja di sektor ini, 2 juta di antaranya smallholders”, tambahnya.


Menurutnya, CPOPC bisa memaklumi upaya Prancis yang ingin melindungi minyak nabati lainnya, seperti minyak kedelai. Namun dengan mengenakan pajak tinggi atas minyak sawit bukanlah kebijakan yang logis.

"Apalagi, katanya nanti pajak itu akan digunakan untuk dana social security system di Prancis. Ini bertentangan dengan nilai-nilai Prancis yang katanya humanis dan egaliter, tapi ingin menghancurkan 19,5 juta lapangan kerja” bantahnya.

selama ini ada yang menyebarkan presepsi negatif bahwa palm oil atau CPO adalah sumber dari kerusakan lingkungan dan ini tidak benar, yang terjadi malah sebaliknya. Kalau kita lebih banyak menggunakan bio disel  sebagai sumber energy, kita membantu dunia mengurangi emisi carbon membantu supaya tidak terjadi perubahan cuaca.

Dalam waktu dekat  pihaknya akan menguji dengan negara ASEAN lainnya, paling tidak dengan standar G5, dan juga negara konsumen terpenting yaitu China dan India. Mereka akan segera dialog dan segera negara-negara itu akan memulai apakah G5 atau G10. Karena semua negara komit dengan kesepakatan di Paris tentang perubahan cuaca, bahwa meraka akan menurunkan emisi carbon. Dan cara mengurangi emisi carbon dengan menggunakan lebih banyak bio fuel dicampur dengan solar atau lain.

“Kalau kita negara ASEAN punya kepentingan dan komit mengurangi emisi carbon, China dan India juga hadir dipertemuan di Paris ini merupakan langkah yang tepat bahwa palm oil itu bagian dari solusi”, pungkasnya.


Sementara itu, Datuk Amar mengungkapkan, Malaysia dan Indonesia sepakat memprotes rencana Prancis yang bakal menerapkan pajak tinggi atas minyak sawit. Karena itu ia berjanji akan berkomunikasi dengan para mitra, menyampaikan respon atas kebijakan yang tidak menyenangkan ini. Kebijakan pajak itu sangat tidak adil dan melanggar aturan Organisasi Perdagangan Dunia (WTO), dan bertujuan untuk menghancurkan sektor minyak sawit.


Secara tegas dia mengatakan, CPOPC akan menyampaikan protes dan berharap Prancis bisa memperhatikan ketidaksukaan Indonesia dan Malaysia secara serius. Karena besar dampaknya terhadap industri kalau pajak itu diterapkan. Kebijakan itu bisa menghancurkan hubungan yang selama ini sudah terjalin baik.linda.

Konsultan HRD

Related

News 376301743791692938

Post a Comment

emo-but-icon

item