Panglima TNI Beri Pembekalan kepada 173 Pati TNI-Polri
https://satunusantaranews.blogspot.com/2016/01/panglima-tni-beri-pembekalan-kepada-173.html
Jakarta (satunusantara) Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo didampingi Kapolri
Jenderal Polisi Badrodin Haiti memberikan pembekalan kepada 173 Perwira Tinggi
(Pati) TNI dan Polri pada peserta Rapat Pimpinan TNI-Polri tahun 2016
dengan tema “Dilandasi Professional Dan
Revolusi Mental. Sinergi TNI-Polri Siap Mengamankan Kebijakan Pemerintah” di Auditorium STIK dan PTIK, Kebayoran
Baru, Jakarta Selatan.
Panglima
TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo dalam kesempatan tersebut menyampaikan
pembekalannya yang judul “Peran TNI Dalam Mendukung Kebijakan Pemerintah Bidang
Ekonomi dan Dampak Masyarakat Ekonomi Asean (MEA)”. Pemilihan judul tersebut,
karena melihat perkembangan lingkungan strategis, mulai dari tataran global,
regional maupun nasional, serta memahami ancaman dan tatangan bangsa kedepan.
“Tingkat
global perlu mencermati beberapa permasalahan global mulai dari pesatnya
populasi pertumbuhan penduduk dunia, menipisnya energi, serta kelangkaan pangan
dan air. Peningkatan penduduk dunia yang sebelumnya membutuhkan waktu ratusan
tahun sekarang menjadi jauh lebih singkat,” kata Panglima TNI.
Lebih
lanjut Jenderal TNI Gatot Nurmantyo menyampaikan, dari pihak organisasi world populasi balance dengan hasil penelitiannya bahwa
dengan standart hidup masing-masing, idealnya bumi hanya dapat menampung 3
sampai 4 miliar penduduk, hal ini akan menimbulkan ketidakseimbangan demografi
dan berpotensi menciptakan konflik di masa depan.
Selanjutnya
bangsa Indonesia memiliki dua modal yang sangat kuat, yakni modal geografi dan
modal demografi. Dengan modal geografi yakni semua potensi untuk menjadi
agraris yang berkelimpahan sumber daya alam dan sekaligus negara maritim dengan
semua potensi yang besar yang jika kedua potensi tersebut dikembangkan akan
menjadi kekuatan dan daya tawar yang sangat besar bagi bangsa ini. Tidak hanya
kesejahteraan rakyat yang dicapai, tetapi juga ketahanan nasional yang tangguh.
Pada saat yang sama, modal demografi yang dimiliki yakni Pancasila. Dalam dasar
negara, Pancasila merupakan pedoman ampuh yang tak lekang oleh waktu dan jaman.
Penjelasan
dari Pancasila itu meliputi Sila Pertama, “Ketuhanan Yang Maha Esa”, merupakan
pedoman dalam cara kita beragama. Sila Kedua, “Kemanusiaan Yang Adil dan
Beradab”, merupakan pedoman dalam berinteraksi dengan sesama manusia, baik di
dalam negeri maupun di seluruh dunia. Sila Ketiga, “Persatuan Indonesia”,
merupakan pedoman cara kita bernegara, kekuatan kita dalam bernegara adalah
persatuan, bukan lainnya. Sedangkan Sila Keempat, “Kerakyatan yang dipimpin oleh
hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan”, merupakan pedoman dalam
berdemokrasi. Jika semua itu kita jalankan dengan baik, niscaya Sila Kelima,
“Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia”, akan dapat kita capai. Namun,
seiring dengan derasnya arus globalisasi, nilai-nilai tersebut sudah mulai
terkikis.
“Kita
harus menyatukan tekad untuk kembali kepada nilai-nilai asli dan kearifan lokal
bangsa Indonesia serta mengimplementasikan kembali Pancasila secara benar dan
utuh dalam setiap sendi kehidupan berbangsa dan bernegara,” tegas Jenderal TNI
Gatot Nurmantyo.
Lanjut
dijelaskan, kearifan lokal masyarakat Indonesia sudah merupakan kekuatan yang
terbukti mampu mengantarkan bangsa ini meraih kemerdekaan dan melewati berbagai
ancaman yang mengganggu jalannya pembangunan nasional selama ini, dengan
demikian Peran TNI dan Polri sangat strategis melalui gotong-royong menuju
kesejahteraan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Rapat pimpinan TNI-Polri yang dilaksanakan 1
hari dibuka oleh Presiden RI bapak Ir. H. Joko Widodo, dan diteruskan dengan
foto bersama serta peninjauan pameran teknologi Kepolisian.puspen/linda.





