Prajurit Kodam Jaya Terima Sosialisasi Pembinaan Antisipasi Bahaya Laten Komunis dan Paham Radikal
https://satunusantaranews.blogspot.com/2015/12/prajurit-kodam-jaya-terima-sosialisasi.html
Jakarta
(satunusantara) "Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa
gerakan komunis cara pandanganya yang cenderung anti agama dan menolak sistem
kekeluargaan secara jelas sangat bertentangan dengan Ideologi Pancasila. Komunis itu dapat muncul kepermukaan secara
tiba-tiba, jika kondisinya memungkinkan. Sifatnya bahaya laten, mengendap
menunggu momen yang tepat, selanjutnya mengambil kesempatan untuk melaksanakan
aksinya,"
Demikian tegas Kepala Staf
Kodam Jaya Brigadir Jenderal TNI Ibnu Triwidodo, S.IP. Saat membuka
"Sosialisasi Pembinaan Antisipasi Bahaya Laten Komunis dan Paham Radikal
Bersama Prajurit, PNS dan Keluarga Besar Kodam Jaya/Jayakarta TA 2015." Kegiatan
yang bertempat di Aula Sudirman Makodam Jaya, dimulai dengan menyanyikan lagu
Indonesia Raya yang diikuti oleh 700 peserta.
Disamping itu Asisten
Teritorial Kasdam Jaya Kolonel Inf Arudji menyampaikan “Sosialisasi Antisipasi
Bahaya Laten Komunis dan Faham Radikal pada hari ini bertujuan untuk menangkal
timbulnya kembali gerakan-gerakan Komunis Gaya Baru (KGB) diantaranya dengan
Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, meningkatkan
pemahaman kembali terhadap nilai-nilai Pancasila, meningkatkan wawasan
kebangsaan, meningkatkan kemanunggalan TNI-rakyat, membangkitkan kesadaran
masyarakat, memelihara dan mendata, waspada terhadap upaya penyusupan serta
meningkatkan deteksi dini. Dimana gerakan komunis gaya baru telah banyak
menyusup ke berbagai elemen masyarakat, dan perlu diingat bahwa komunis di
Indonesia merupakan bahaya laten yang tidak pernah mati, akan tetapi hanya berubah bentuk serta akan terus
berkembang dengan gaya baru."
Dalam sosialisasi ini Kodam
Jaya menghadirkan seorang Nara Sumber Seorang Analis Perempuan, Stepi Anriani,
S.IP., M.Si., memaparkan akan bahaya komunisme dan komunis gaya baru yang
menggejala di dunia maya media social (medsos). Banyaknya buku-buku yang memuji
tokoh komunis di Indonesia lainnya bertebaran di medsos yang ini sangat
berbahaya. Begitu juga buku-buku pelajaran yang banyak disusupi paham komunis
gaya baru.
“Bahaya Komunis Gaya Baru
(KGB) ini sengaja didesain dan ditargetkan bagi generasi yang sekarang berada
di usia rentan antara 15-24 tahun, sehingga secara tidak sadar mereka mengakui
eksistensi paham komunis melalui gaya yang lebih halus (soft). Saya berharap
sosialiasi akan bahaya KGB ini harus terus dilakukan oleh semua elemen
masyarakat di Negeri ini,” harap Stepi.





