Bangun Bangsa Maritim, Kuatkan Nelayan lewat BPJS
https://satunusantaranews.blogspot.com/2015/11/bangun-bangsa-maritim-kuatkan-nelayan.html
Jakarta (Satunusantara) Pemerintah era Joko Widodo ingin
membangun bangsa sebagai bangsa maritim, dulu kita pernah hebat. Sriwihaya sampai
Thailand, Majapahit sampai malaysia dan sebagainya. Ini waktunya kembali
berjaya di laut, tapi bagamana bisa berjaya kalau kebanyakan nelayan masih
miskin.. kita baru bisa berjaya jika nelayan hidup lebih baik.
Hal itu
disampaikan Menko Maritim Rizal Ramli saat memberikan kartu BPJS Ketenagakerjaan
di Indramayu, Jawa Barat. Lebih lanjut dikatakan, 2012 saya masih di luar
pemerintah, oposisi, dengan serikat pekerja Indonesia demo pemerintah dan DPR
agar BPJS jadi, dan bersyukur perjuangan itu berhasil.
“Jerman bisa
maju, presiden Amerika Roosevelt bikin BPJS tahun 30-an, Singapura punya, Malaysia
punya, kita paling akhir punya, walaupun paling akhir mudah-mudaan paling hebat
di Asia”, kilahnya.
Karena itu Rizal
mengajak para nelayan ikut program BPJS, karena program tersebut menguntungkan
mereka. Iuran perbulannya pun menurut Menko Maritim hanya seharga sebungkus
rokok namun bila kecelakaan di laut dan meninggal akan mendapat uang santunan
senilai 115 juta rupiah, bila terluka ditanggung hingga pulih.
Rizal juga
mengatakan, pemerintah terus memerangi nelayan besar yang melakukan illegal fishing,
kapal ditangkap dan ditenggelamkan. Akibatnya illegal berkurang dan ikan
tangkapan di pantai makin banyak. “Saya sedang pikirkan ada lembaga stabilisasi
harga ikan, minimal harga ikan panen tidak jatuh”, tambahnya.
Kunjungan ke
Indramayu selain memberikan BPJS ke nelayan, Rizal juga menyoroti kumuhnya pantai
di sana, ia pun meminta Bupati agar meniru Ahok Gubernur DKI Jakarta, yang memanfaat
pemuda penganggur sebagai pasukan pembersih sampah, anggarannya tak besar tapi
dampaknya besar.
Sementara itu
Dirut BPJS mengatakan, banyak sektor informal belum dapatkan perlindungan. khusus
nelayan pekerjaan yang memiliki resiko tinggi untuk itu BPJS ketenakerjaan
inisiatif mengenalkan dan memberikan perlindungan sektor informal khususnya
nelayan.
Agar tatkala
melaut terlindungi dr berbagai resiko. Menyelenggarakan 4 program jamsos, hari
tua, pensiunan, kecelakaan kerja dan kematian. Kecelakaan kerja bisa dialami
oleh siapa saja. Kami mengenalkan dua progrm terlebih dahulu, kecelakaan kerja
dan kematian.
“Iuran yang dibayarkan
tidak lebh 16.800 per bulan tidak jauh beda harga satu bungkus rokok yang mungkin
sering dibeli nelayan. Ketika mengalami kecelakaan BPJS akan menanggung
pengobatan sampai sembuh, jika terjadi musibah di laut akan mendapat santusan
115 juta plus beasiswa bagi anak. Kawan-kawan nelayan bisa melaut dengan tenang
dan produktif”, pungkasnya.
Sedangkan anggota
KNTI Indramayu Riza damanik menyebutkan, ada tiga aspek keaslian perikanan. pertama
adil terhadap lingkungan laut, berharap ikan ditangkap bukan generasi hari ini
saja tapi selanjutnya adil pada konsumen, kedua. berikan ikan sehat menopang
kecerdasan anak bangsa. dan satu aspek belum optimal, yakni keadilan terhadap
pekerja sektor perikanan.
Dua aspek yang sudah
optimal itu semakin baik dilakukan pemerintah sedangkan aspek yang belum
optimal, seperti diketahui jaminan sosial bagi masyarakat nelayan masih jauh
dari harapan.
Ada 13 juta
tenaga kerja di perikanan belum memiliki jaminan sosial. Tidak ada kejelasan nasib setelah pensiun, setelah PHK, dan rumah yang layak. Karena itu, KNTI menyambut
baik terobosan Menko Maritim Rizal Ramli dan BPJS meluncurkan BPJS tenaga kerja khusus nelayan.linda.





