Wacana Penarikan Babinsa, Warga “Kami Butuh Mereka”
https://satunusantaranews.blogspot.com/2016/05/wacana-penarikan-babinsa-warga-kami.html
Jakarta
(satunusantara) Wacana peniadaan Babinsa dilontarkan oleh
Gubernur Lemhanas Agus Widjojo saat mengisi acara sebagai pembicara di Gedung
Lemhanas pada Senin (16/5). Sebagai
tokoh utama dalam acara tersebut, Agus menyampaikan dua hal pokok masalah yaitu
konsep Reformasi TNI dan konsep Rekonsiliasi Bangsa, dalam pandangannya sebagai
Gubernur Lemhanas
Agus mengatakan bahwa TNI
tidak boleh lagi melakukan kegiatan di luar “Pertahanan/Perang” kecuali seijin
Presiden termasuk Komando Teritorial (Koter) cukup ditingkat Korem saja.
Tidak perlu ada Kodim, Koramil, Babinsa dan seterusnya.
Ternyata, pernyataan sang
petinggi di Lemhanas tersebut membuat warga masyarakat dimana wilayah mereka telah dibantu dalam
pembangunan, pengembangan dan pengamanan oleh Babinsa turut merasa prihatin dan
terpukul. Masyarakat justru bertanya-tanya, kenapa Babinsa yang sangat diperlukan
warga terutama yang bermukim di wilayah pedalaman akan ditiadakan, Padahal
dengan adanya keberadaan Babinsa tersebut masyarakat lingkungan merasa nyaman,
tenang dan merasa terlindungi dan dekat dengan TNI.
Ketidaksetujuan akan wacana
dihapuskannya Babinsa ini terlontar dari warga yang sedang merehab salah satu
rumah warga bernama Warsin yang terletak di Jalan Bakti 2 No. 24 Rt. 007/04
Kel. Jatiranggon, Bekasi Renovasi rumah warga ini dilakukan secara bergotong
royong oleh TMMD ke-96.
Juru bicara Rw 04 Kel.
Jatiranggon, Iwan mengatakan bahwa dirinya tidak setuju kalau keberadaan
Babinsa dihilangkan, karena keberadaan Babinsa sangat dibutuhkan di wilayahnya.
"Tanggapan saya kurang
baik, kurang bagus, karena Babinsa harus tetap ada, Babinsa inikan bisa bekerja
sama dengan Binmas, salah satu fungsi Babinsa kan, bila diwarga kita yang
tinggal di bukan kompleks militer, tapi di perkampungan, pekerjaannya kan
majemuk, ada TNI, ada Polri, nah kalau ada urusan dengan TNI, kan Babinsa
wewenangnya, baru ke Koramil, Kodim dan seterusnya. Nah kalau sipilkan ada
persoalan laporannya ke polisi, gak mungkin kan kalau saya kecurian lapornya ke
Babinsa," jelas Iwan, saat acara TMMD di wilayahnya.
Hal senada juga diutarakan
oleh Sekretaris Rt 007 M. Hutahuruk, yang saat itu juga tengah membantu
perbaikan rumah warganya. Menurut Hutahuruk, para prajurit TMMD berasal dari
rakyat dan keberadaannya pun kembali ke tengah tengah masyarakat.
"Karena militer kan
berasal dari masyarakat, jadi harus kembali kepada masyarakat, tetap ada dan
bersosialisasi dengan masyarakat, kalau ada di asrama, kapan bersosialisasinya.
Kita bermasyarakat kan sosislisasi yang bicara. Jadi Babinsa harus tetap
ada." tegasnya.
Kegalauan para warga ini
ternyata didengarkan dan disimak oleh salah seorang Babinsa yang sedang
merenovasi rumah warga. Serma Dedi Mulyadi, Babinsa Koramil 02/Pondok Gede
langsung menenangkan kerisauan kedua pelayan masyarakat tersebut. Dengan tenang
Serma Dedi menuturkan bahwa kalau banyak manfaat dan masih dibutuhkan
masyarakat secara umum, pihaknya kapan
saja dan dimana saja siap untuk membantu
masyarakat.
Lebih lanjut Dedi
mengatakan, untuk Babinsa, kita sebagai aparat teritorial yang ada di
kewilayahan sebagai mata dan telinga pimpinan yang ada di atas, artinya informasi
apa yang dibutuhkan, perlu dibantu, kaitannya dengan kemasyarakatan, gejolak
sosial, rekrutmen TNI, untuk perbaikan
dan meningkatkan kesejahteraan apa yang sekiranya dibutuhkan, Babinsa laporan
kepada pimpinan yang di atas, kepada Danramil secara hirarki bertingkat
berlanjut sampai pimpinan yang paling tinggi.
"Tugas pertahanan
keamanan berkaitan dengan lingkungan, kami berusaha membantu masyarakat dengan
memberi wawasan, pengetahuan, bagaimana hidup toleransi, bersosial,
berinteraksi yang baik. Terjadi sinergi yang baik. Dengan pihak kelurahan
sebagai mitra, bila ada program, kami selalu berkoordinasi apa yang bisa
diberikan yang terbaik." pungkasnya.linda.




