https://satunusantaranews.blogspot.com/2016/05/bank-shinhan-indonesia-diluncurkan.html
Jakarta
(satunusantara) Bank Shinhan Indonesia diluncurkan di pasar
keuangan Indonesia untuk semakin mengembangkan potensi usaha dan investasi di
negara yang berpenduduk empat terbesar di dunia ini. Adalah bank komersial
terbesar asal Korea Selatan, Shinhan Bank, diperkirakan akhir tahun ini
mampu memenuhi tengat waktu yang
diberikan Otoritas Jasa Keuangan untuk menyelesaikan sejumlah prasyarat
penggabungannya.
Demikian dikemukakan jajaran
Direksi Bank Shinhan Indonesia, yang diwakili Tony Saputra, Ridwan A.Gunawan
dan Harry Kusuma, dihadapan sejumlah wartawan di Hotel Kempinski, Jakarta.
Bank Shinhan Indonesia
nantinya berasal dari penggabungan dua bank lokal Centratama Nasional Bank
(CNB) dan Bank Metro Express (BME), serta Bank Shinhan di Korea. Diakui, penggabungan
Shinhan baru merampungkan 75% saham CNB yang memiliki 41 jaringan di seluruh
Indonesia. Sedangkan 98% saham BME, telah diakuisisi Shinhan yang memiliki 19
jaringan. Jadi hingga akhir tahun ini diperkirakan penggabungan dengan kedua
bank lokal tersebut tuntas dilakukan, jelas Tony Saputra.
Dengan demikian, dalam
menyusun jangka panjang Bank Shinhan Indonesia akan terus melakukan strategi
secara bertahap dalam memperluas bisnisnya hingga 2020 mendatang, papar CEO
Bank Shinhan, Cho Yong Byong.
Sementara jangka pendeknya,
lanjut CEO Bank Shinhan, Cho Yong Byong, tahun ini akan memperluas pangsa pasar
dengan layanan keuangan yang mudah dan cepat bagi nasabah lokal dan tentunya
perusahaan-perusahaan yang telah masuk di Indonesia. Sedangkan strategi di
tahun-tahun berikutnya, membangun fondasi dengan tetap berfokus pada
pembangunan infrastruktur internal. Tentunya tetap mempertahankan kompetisi
dalam membidik pasar ritel dan bisnis lokal sebagai nasabah utama di masa
depan.
Apalagi Bank Shinhan di Korea
sebagai induk, telah menunjukkan komitmen serta dukungannya yang kuat terhadap
Usaha Kecil dan Menengah (UKM) dan pertumbuhan perusahaan-perusahaan baru. Jadi Bank Shinhan Indonesia tetap akan
melihat perkembangan ekonomi dalam negeri ke depan, paling tidak porsinya mixed SME dan Korporasi, pungkas Tony
Saputra.mdtj/muller.