Aster Panglima TNI : Cetak Sawah Bernilai Strategis
https://satunusantaranews.blogspot.com/2016/05/aster-panglima-tni-cetak-sawah-bernilai.html
Jakarta
(satunusantara) Ada orang yang mengambil keuntungan dengan
import beras, banyak orang melihat sepele, kenapa tentara mengurusi beras dan
cetak sawah, karena ini sangat strategis, sebelumnya selalu gagal, TNI
dipercaya dan diberi amanah untuk mensukseskan swasembada beras dengan
pendampingan. Demikian disampaikan Asisten Teritorial (Aster) Panglima TNI
Mayjen TNI Wiyarto S.Sos. didampingi Kapuspen TNI Mayjen TNI Tatang Sulaiman
saat meninjau program cetak sawah di
Desa Noibangat, Kupang, NTT.
Lebih lanjut dikatakan
Mayjen TNI Wiyarto S.Sos., ini program Kementerian Pertanian ketika diserahkan
lewat pemda gagal. Kemudian banyak yang akhirnya masuk penjara gara-gara cetak
sawah ini. “Sekarang Kementerian Pertanian di dalam cetak sawah ini diserahkan
kepada TNI. Jadi ini termasuk daerah yang gampang pengerjaannya, ada
daerah-daerah yang masih sulit mengerjakan cetak sawah ini,” ungkapnya.
”Disini sawah-sawahnya tadah
hujan, harusnya ini tidak usah terlalu luas dulu, jadi cukup 2.000 hektar
disertai dengan pompa air. Lahannya cukup luas dibangun tapi kita ada problem
di airnya, karena sawahnya tadah hujan bukan irigasi. Kita datang kesini sambil
melihat kondisinya. Ini wilayah yang cukup subur, untuk di daerah kupang,"
ujar Mayjen TNI Wiyarto.
“Tahun lalu saya kemari,
saya masih Aster Kasad, karena yang mengawali kerja sama pertanian ini ya
ketika pak Gatot jabat Kasad, saya Aster buat kerja sama dengan pertanian
dimulai tahun 2014,” terang Aster
Panglima TNI.
Mayjen TNI Wiyarto, S.Sos.
juga mengatakan bahwa, kelompok tani ini harusnya dapat bibit unggul dari
pemerintah tapi tidak sampai, harusnya pupuk itu disubsidi, tapi pupuk itu
tidak sampai. Pupuk yang untuk petani tidak sampai, setelah panen mereka dibeli
dengan harga murah oleh tengkulak. Makanya kita dampingi supaya bulog yang beli
dengan harga standart pemerintah. Kalau Bulog tidak mau beli dengan harga
pemerintah kita laporkan.
"Petani diseluruh
indonesia juga kita mendampingi. Presiden mengatakan Ketika pak Gatot sebagai
Kasad, tiga tahun harus swasembada pangan, sekarang baru dua tahun sudah
swasembada dan satu tahun sudah surplus. Total cetak sawah di NTT sejumlah
3.500 hektar. Disini, 1 hektar dapat 6 ton sudah bagus," kata Aster
Panglima TNI.
Aster Panglima TNI berharap,
setelah terbangun sistem yang baik petani bisa kita lepas, agar petani ini mau
kembali ke sawah, apalagi anak mudanya yang lalu tidak mau, karena tidak ada
yang mengarahkan yang hasilnya tidak sesuai harapan dan tidak menguntungkan.
"Petani semakin
semangat karena hasilnya dua kali lipat, seperti di lombok yang awalnya tidak
tertarik dengan pertanian. Saat ini anak mudanya sudah mulai tertarik, karena
hasilnya sudah dapat dihitung," pungkas Mayjen TNI Wiyarto, S.Sos.puspen/linda.





