Tingkatkan Kunjungan Wisman, Menko Maritim Bertemu Wapres Swiss

Tertawalah selagi Gratis
video-shooting-dan-fotografi
Video Shooting & Fotografi
Mengabadikan Momen, Menceritakan Cerita — Solusi Profesional untuk Video Shooting & Fotografi Anda.
0813-1615-8974
Info Lengkap
Jakarta (satunusantara) Guna meningkatkan kunjungan turis harus diimbangi dengan peningkatan SDM yang berkualitas. Untuk itu Menko Maritim dan Sumber Daya Rizal Ramli membahas hal itu termasuk membicarakan energi terbarukan dan transportasi publik dengan Wakil Presiden Swiss Doris Leuthart, di kantor Menko, gedung BPPT, Jakarta.

Dalam pertemuan itu kedua belah pihak sepakat untuk segera merealisasikan apa yang telah dibahas. Menurut Rizal, target pemerintah meningkatkan jumlah kunjungan wisman sekitar 20 juta dalam lima tahun ke depan. Karena itu diperlukan tenaga dalam bidang perhotelan dan turisme.

“Di masa lalu pemerintah Swiss membantu Indonesia membangun dua sekolah turisme yang terkenal yaitu Nasional Hotel Institut (NHI) di Bandung dan Bali. Alumninya hebat, bekerja di hotel dan turisme di Indonesia, Timur Tengah, negara Asia lain dan Eropa,” tandasnya.


Pemerintah mohon bantuan ke pemerintah Swiss untuk membangun NHI yang ketiga di pulau Lombok. Dan mereka tertarik, begitu pula dengan Gubernur NTB, bahkan dia meminjamkan gedung selama dua tahun untuk merekrut mahasiswa. Rencananya tahun depan Pemda NTB menyiapkan lahan 20 ribu hektar untuk kampus itu, di dekat kawasan Mandalika salah tujuan wisata di Lombok.

“Jadi kita perlu bantuan tenaga ahli dari Swiss, pengajar yang ahli untuk mengajarkan kita dalam dunia hotel dan turis”, pungkasnya.

Seusai pembicaraan masalah turisme, Rizal mengatakan, pembahasan kedua dengan pemerintah Swiss soal pengembangan sektor maritim termasuk mengenai energi terbarukan. Selama ini Indonesia terlalu bergantung dengan batubara yang banyak menghasilkan emisi karbon yang berakibat pada perubahan iklim.

Karena itu, pemerintah ingin menggunakan energi lain selain batubara, dan Indonesia sendiri ikut menandatangani kesepakatan di Paris untuk mengurangi emisi karbon. Untuk mengurangi ketergantungan itu harus ada energi alternatif.apakah itu bioetanol, hydro power, solar, atau sampah.

Di dalam hydro power dan solar system pembangkit listrik Swiss memiliki pengalaman serta teknologi. Dan mereka berminat, bahkan tidak hanya menjual solarcell tapi juga ingin membangun pabrik di Indonesia, pemerintah menyambut baik keinginan itu. Kita tidak ingin hanya dijadikan pasar tapi juga menjadi produsen untuk negara Asia lainnya.


Pembicaraan selanjutnya mengenai parahnya kemacetan di Indonesia, selama ini kita mengabaikan transportasi publik, selalu mengandalkan kendaraan pribadi akibatnya macet dimana-mana tak hanya di Jakarta. Kemacetan itu, menyebabkan biaya ekonomi  tinggi.

“Di sidang kabinet beberapa waktu lalu kita bahas ini, jangan lagi mengulangi kesalahan yang sama. Kita ingin bangun tranportasi publik apakah itu trem, kereta ringan atau sabe di 20 kota lain yang penduduknya 1 - 2 juta orang”, kilahnya.



Menurutnya, pemerintah ingin lebih awal menyelesaikan transportasi publik dan Swiss memiliki banyak perusahaan yang ahli dibidang transportasi publik. Pihak Kemenko mengundang mereka melihat kota sekunder di Indonesia, untuk memberi saran membangun transportasi masal.linda.

Konsultan HRD

Related

News 3004001270995504847

Post a Comment

emo-but-icon

item