Tingkatkan Kunjungan Wisman, Menko Maritim Bertemu Wapres Swiss
https://satunusantaranews.blogspot.com/2016/03/tingkatkan-kunjungan-wisman-menko.html
Jakarta
(satunusantara) Guna meningkatkan kunjungan turis harus
diimbangi dengan peningkatan SDM yang berkualitas. Untuk itu Menko Maritim dan
Sumber Daya Rizal Ramli membahas hal itu termasuk membicarakan energi
terbarukan dan transportasi publik dengan Wakil Presiden Swiss Doris Leuthart,
di kantor Menko, gedung BPPT, Jakarta.
Dalam pertemuan itu kedua
belah pihak sepakat untuk segera merealisasikan apa yang telah dibahas. Menurut
Rizal, target pemerintah meningkatkan jumlah kunjungan wisman sekitar 20 juta
dalam lima tahun ke depan. Karena itu diperlukan tenaga dalam bidang perhotelan
dan turisme.
“Di masa lalu pemerintah
Swiss membantu Indonesia membangun dua sekolah turisme yang terkenal yaitu Nasional
Hotel Institut (NHI) di Bandung dan Bali. Alumninya hebat, bekerja di hotel dan
turisme di Indonesia, Timur Tengah, negara Asia lain dan Eropa,” tandasnya.
Pemerintah mohon bantuan ke pemerintah
Swiss untuk membangun NHI yang ketiga di pulau Lombok. Dan mereka tertarik, begitu
pula dengan Gubernur NTB, bahkan dia meminjamkan gedung selama dua tahun untuk
merekrut mahasiswa. Rencananya tahun depan Pemda NTB menyiapkan lahan 20 ribu
hektar untuk kampus itu, di dekat kawasan Mandalika salah tujuan wisata di
Lombok.
“Jadi kita perlu bantuan
tenaga ahli dari Swiss, pengajar yang ahli untuk mengajarkan kita dalam dunia
hotel dan turis”, pungkasnya.
Seusai pembicaraan masalah
turisme, Rizal mengatakan, pembahasan kedua dengan pemerintah Swiss soal pengembangan
sektor maritim termasuk mengenai energi terbarukan. Selama ini Indonesia terlalu
bergantung dengan batubara yang banyak menghasilkan emisi karbon yang berakibat
pada perubahan iklim.
Karena itu, pemerintah ingin
menggunakan energi lain selain batubara, dan Indonesia sendiri ikut
menandatangani kesepakatan di Paris untuk mengurangi emisi karbon. Untuk mengurangi
ketergantungan itu harus ada energi alternatif.apakah itu bioetanol, hydro
power, solar, atau sampah.
Di dalam hydro power dan
solar system pembangkit listrik Swiss memiliki pengalaman serta teknologi. Dan mereka
berminat, bahkan tidak hanya menjual solarcell tapi juga ingin membangun pabrik
di Indonesia, pemerintah menyambut baik keinginan itu. Kita tidak ingin hanya dijadikan
pasar tapi juga menjadi produsen untuk negara Asia lainnya.
Pembicaraan selanjutnya
mengenai parahnya kemacetan di Indonesia, selama ini kita mengabaikan
transportasi publik, selalu mengandalkan kendaraan pribadi akibatnya macet
dimana-mana tak hanya di Jakarta. Kemacetan itu, menyebabkan biaya ekonomi tinggi.
“Di sidang kabinet beberapa
waktu lalu kita bahas ini, jangan lagi mengulangi kesalahan yang sama. Kita
ingin bangun tranportasi publik apakah itu trem, kereta ringan atau sabe di 20
kota lain yang penduduknya 1 - 2 juta orang”, kilahnya.
Menurutnya, pemerintah ingin
lebih awal menyelesaikan transportasi publik dan Swiss memiliki banyak
perusahaan yang ahli dibidang transportasi publik. Pihak Kemenko mengundang mereka
melihat kota sekunder di Indonesia, untuk memberi saran membangun transportasi
masal.linda.





