Narkoba ‘Masuk’ Komplek, Kostrad Perangi Penyakit Masyarakat di ‘Tubuhnya’

https://satunusantaranews.blogspot.com/2016/02/narkoba-masuk-komplek-kostrad-perangi.html
Jakarta
(satunusantara) Narkoba dan radikalisme memang meresahkan
masyarakat, jangankan kaum perempuan yang begitu peduli dengan perkembangan
anak, bahkan anggota TNI yang mental dan disiplinnya terlatih khawatir juga
dengan hal tersebut. Maraknya peredaran narkoba bahkan ‘masuk’ ke komplek
perumahan prajurit TNI, meresahkan banyak pihak, terutama kaum ibu yang
khawatir anak-anak mereka terjerumus dalam pengaruh benda terlarang itu.
Saya adalah seorang perempuan
yang bekerja, dan relatif sedikit waktu bersama serta mengawasi dua orang anak yang
beranjak remaja. Kondisi sosial masyarakat yang sedang menghadapi sebuah
penyakit dan musuh bersama, yaitu narkoba, seringkali membuat saya merasa tidak
nyaman dalam bekerja dan jauh dari kemampuan menjangkau anak-anak saya.
Pemerintah telah
mencanangkan keadaan darurat narkoba di negeri ini, karena pengaruhnya sudah
menjangkau anak-anak usia sekolah, dan tidak jarang ditemukan peredaran narkoba
di lingkungan sekolah. Selalu muncul kekhawatiran apabila anak-anak saya
terpengaruh hal-hal negatif dari lingkungan sosial maupun sekolahnya. Tetapi
saya juga tidak mungkin meninggalkan pekerjaan, karena biaya untuk membesarkan
dan mendidik anak-anak juga sangat tergantung dari pekerjaan saya.
Saat ini saya bertambah
sedih ketika beberapa waktu belakangan sering membaca berita di media tentang
penggerebekan narkoba di kompleks-kompleks tentara dan menangkap pelakunya,
yang sebagian juga anggota TNI. Sempat miris ketika mendapati kenyataan bahwa
aparat keamanan yang seharusnya menjadi orang terdepan dalam memerangi penyakit
masyarakat, justru terlibat didalamnya. Hingga akhirnya, saya mencoba memahami
bahwa aparat itu jumlahnya banyak, sebagaimana komunitas lainnya didalam
masyarakat, tidak semuanya bisa dijamin bisa melakukan segala hal sesuai norma,
dan ini juga terjadi dinegara manapun.
Hari ini, kembali dikejutkan
dengan judul peberitaan penggerebekan peredaran narkoba di kompleks tentara,
dan penangkapan sejumlah anggota TNI yang menjadi pelakunya.
Tapi, setelah membaca isi
berita itu, sejujurnya saya memberikan apresiasi pada Kostrad Angkatan Darat
yang justru menginisiasi pembenahan internal institusinya dengan cara memerangi
peredaran narkoba dari dalam tubuhnya sendiri. Inilah wujud dari keseriusan
Angkatan Darat untuk membenahi dirinya agar tidak terpengaruh oleh penyakit
masyarakat yang sudah semakin kronis itu. Bila tubuhnya sehat, maka Angkatan
Darat tentu saja akan lebih siap untuk menjalankan tugasnya sebagai benteng
Negara.
Saya juga teringat
pernyataan petinggi-petinggi TNI beberapa waktu lalu ketika terjadi persoalan
yang menyita perhatian publik seperti kasus penembakan tukang ojek oleh tentara
Cilodong maupun kasus-kasus lainnya. Panglima TNI maupun Kasad selalu
menyampaikan bahwa TNI tidak akan menutup-nutupi permasalahan yang melibatkan
anggotanya, dan hasil pemeriksaan maupun persidangan akan disampaikan kepada
publik. Kelihatannya, razia yang dilakukan oleh Kostrad secara internal didalam
wilayahnya, dan penangkapan terhadap anggotanya yang terlibat, merupakan salah
satu wujud komitmen keterbukaan militer.
Inilah yang menurut saya
perlu diapresiasi oleh publik, dan didorong terus kepada tentara untuk komitmen
dan konsisten dalam pembenahan internalnya. Ketika dalam perkembangannya
kemudian ada pihak-pihak lain yang terlibat, baik sipil, politisi maupun dari
instansi lainnya, seharusnya lembaga-lembaga yang menaungi orang-orang tersebut
berterimakasih kepada Angkatan Darat, karena membantu mengungkap
kejahatan-kejahatan yang dilakukan oleh oknum anggotanya masing-masing.
Bila kemudian, mereka justru melakukan semacam
pengingkaran, penolakan atau penyudutan kepada Angkatan Darat, itu akan
menunjukkan kepada publik bahwa mereka sebenarnya tidak memiliki komitmen untuk
memerangi narkoba yang telah menjadi penyakit dan musuh masyarakat.(Yunni, penulis warga Cempaka Putih Jakarta).