Kementerian ESDM Tandatangani Kontrak Senilai 3,04 Triliun

Tertawalah selagi Gratis
video-shooting-dan-fotografi
Video Shooting & Fotografi
Mengabadikan Momen, Menceritakan Cerita — Solusi Profesional untuk Video Shooting & Fotografi Anda.
0813-1615-8974
Info Lengkap
Jakarta (satunusantara) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menandatangani kontrak strategis senilai Rp 3,04 triliun. Kontrak terdiri dari 133 paket, disaksikan langsung Presiden Joko Widodo, di Jakarta.

Jokowi mengatakan penandatanganan kontrak di awal tahun bertujuan mempercepat penyerapan anggaran. "Pemerintah telah menetapkan tahun ini adalah tahun percepatan kerja," kata Jokowi dalam sambutannya. Karena itu, kata dia, semua kementerian didorong menandatangani kontrak di awal tahun.

Presiden enggan penandatanganan kontak dilakukan di pertengahan tahun. Ini membuat penyerapan anggaran di Kementerian Energi pada tahun lalu hanya terserap 10 persen pada Agustus. "Tahun ini harus di atas 90 persen. Tidak bisa ditawar."


Jokowi berharap pelaksanaan berbagai proyek tersebut bisa menyerap banyak tenaga kerja dan melibatkan kontraktor lokal. Tujuannya agar peredaran uang tidak balik lagi ke Jakarta. "Gunakan kontraktor lokal biar uangnya tinggal di sana," katanya.

Dia juga meminta pelaksana proyek menggunakan konten lokal dan membatasi penggunaan barang impor. "Saya minta Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral memantau proyek-proyek ini," kilahnya.

Sementara Menteri ESDM Sudirman Said mengatakan, ‎dalam upaya mempercepat penyerapan anggaran, pihaknya membentuk Unit Pengendalian dan Pemantauan Pembangunan Infrastruktur (UP3I) yang bertugas mengawasi dan mengendalikan pembangunan infrastruktur yang didanai Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN).

"Kita lakukan bentuk unit khusus percepatan, penyerapan tahun lalu bisa ditingkatkan‎”, paparnya. Ia pun menambahkan, kinerja UP3I tersebut menunjukkan hasil, yaitu penyelesaian kontrak di awal tahun, sehingga mencetak sejarah. Sebelumnya penyelesaian kontrak baru selesai pada akhir tahun.

"Momen bersejarah untuk pertama kali kontrak selesai di tahun sebelumnya. Biasanya, bulan September-Oktober belum selesai” pungkasnya.

Dalam pelaksanaannya, Sudirman berpesan agar semua pihak terkait untuk bekerja sesuai dengan fungsi yang telah ditentukan. “Agar pelaksanaan kontrak yang telah ditandatangani hari ini berjalan lancar, saya kembali mengingatkan kepada para pengelola anggaran untuk bekerja sesuai ketentuan, para rekanan bekerja sesuai dengan spesifikasi dan waktu yang telah ditentukan, serta para penerima manfaat untuk memberi kemudahan dalam hal perizinan, mengawasi pelaksanaan dan memanfaatkan hasil pekerjaan sesuai dengan fungsinya” tutur Sudirman.

Kontrak infrastruktur strategis yang ditandatangani hari ini terdiri atas Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas (SPBG), Jaringan Gas, Pipa Gas, Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH), Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLT Sampah), Pembangkit Listrik Tenaga Biogas (PLT Biogas) yang tersebar di berbagai lokasi di Indonesia.

Diantara kontrak tersebut terdapat satu kontrak dengan nilai terbesar yaitu pembangunan Jaringan Gas Prabumulih yang berlokasi di Sumatera Selatan dengan nilai kontrak Rp 493 miliar dan satu kontrak terjauh, yaitu PLTS 2 Megawatt yang berlokasi di Manokwari, Papua Barat, dengan nilai Rp 57 miliar.

Selain melalui metode pelelangan, metode yang juga dipilih dalam pelaksanaan kontrak kegiatan infrastruktur strategis ini adalah dengan menggunakan Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2015 tentang Penugasan Pemerintah kepada BUMN.


Adapun BUMN yang menerima penugasan tersebut adalah PT Pertamina (Persero), PT PGN (Tbk),  PT Adhi Karya (Persero) Tbk,  PT Hutama Karya (Persero),  PT LEN Industri (Persero),  PT Sucofindo, PT INTI (Persero), PT Wijaya Karya (Persero) Tbk, PT Surveyor Indonesia, PT Nindya Karya (Persero), PT Rekayasa Industri, dan PT Energi Manajemen Indonesia (Persero).linda.

Konsultan HRD

Related

News 3911841384809551677

Post a Comment

emo-but-icon

item