Panglima TNI kunjungi Satuan TNI di Wilayah Timur Indonesia
https://satunusantaranews.blogspot.com/2016/01/panglima-tni-kunjungi-satuan-tni-di.html
Jakarta (satunusantara) Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo bersama Ketua
Umum Dharma Pertiwi Ny. Nenny Gatot Nurmantyo, Asops Panglima TNI Mayjen
TNI Fransen G. Siahaan, Aslog Panglima TNI Marsda TNI Nugroho Prang
Sumadi, Aster Panglima TNI Mayjen TNI Wiyarto, Askomlek Panglima
TNI Marsda TNI Bonar H. Hutagaol, Kapuspen TNI Mayjen TNI Tatang Sulaiman, dan
Pangdam XVI/Pattimura Mayjen TNI Doni Monardo, usai meninjau tiga satuan
prajurit di Ambon kemarin, melanjutkan kunjungannya ke Wilayah Timur Indonesia.
Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo beserta
rombongan mendarat di Pulau Saumlaki. Sebelum tiba di Pulau Selaru,
Panglima TNI merapat ke Satuan Radar TNI AU di Pulau Saumlaki. Perjalanan
dilanjutkan menuju Pulau Selaru dari Bandara Mathilda di Pulau Saumlaki dengan
menggunakan Helikopter, dan mendarat di Desa Lingat.
Kedatangan Panglima TNI beserta rombongan disambut Kepala
Desa Lingat Bapak Melkisedek Baumaseh dengan memberikan sofie,
minuman khas dari Maluku dan kapur dengan dua lembar daun sirih yang digunakan
sebagai pembungkus untuk dikunyah. Acara dilanjutkan dengan sambutan
tarian adat oleh delapan pemuda dan enam pemudi. Mereka memeragakan tarian
perang, para pemuda memegang anak panah dan busur sementara para pemudi asik
melenggokkan badan.
Warga menyambut gembira akan kedatangan Panglima TNI Jenderal
TNI Gatot Nurmantyo beserta rombongan,karena warga mengakui belum pernah ada
pemimpin negara yang datang ke pulau ini. “Baru dalam sejarah, petinggi
negara datang ke tanah kosong ini. Kami butuh bukan hanya kehadiran Bapak,
tapi suara hati Bapak,” ujar Kepala Desa Lingat.
“Saya tadi ke Satuan Radar TNI AU bahwa dalam setahun
ada 4 sampai 5 kali pelanggaran batas wilayah ekonomi ekslusif dari luar yang
kita tidak bisa berbuat apa-apa, karena pangkalan yang paling dekat disini
ada di Makassar,” kata Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo di Pulau
Selaru.
Panglima TNI juga mengatakan bahwa, Presiden RI
Ir. H. Joko Widodo menyatakan bahwa untuk menjadi Poros Maritim
Dunia, Indonesia harus memiliki keunggulan di Darat, di Laut juga di Udara.
Berdasarkan rencana awal, di atas tanah ini akan dibuat Lanud dengan
panjang lintasan 1500 m. Tapi ada opsi untuk menambah panjangnya hingga 3000 m, agar
dapat menampung pesawat yang lebih besar.
“Selain sebagai sarana pertahanan negara, Lanud ini juga
dapat digunakan untuk lalu lintas pesawat swasta. Diharapkan, hal ini dapat
membuka akses transportasi dan logistik yang lebih besar di Pulau Selaru. Karena
selama ini untuk memenuhi kebutuhan bahan pokok, warga di Pulau Selaru harus
menyeberang ke Pulau Saumlaki menggunakan perahu cepat,” pungkas Jenderal TNI
Gatot Nurmantyo.puspen/linda.





