LKSA-PSAA Wujudkan Pengasuhan Berkualitas untuk Anak Indonesia
https://satunusantaranews.blogspot.com/2016/01/lksa-psaa-wujudkan-pengasuhan.html
Jakarta
(satunusantara) Pengasuhan terbaik untuk anak adalah dalam
Keluarga, namun tidak semua anak dapat diasuh langsung oleh orang tua baik Ayah
dan atau Ibu dalam keluarga. Salah satu alasan pengasuhan anak terlepas dari
keluarga adalah karena faktor kerentanan dan kerapuhan keluarga, baik rapuh
secara sosial, ekonomi, budaya, pendidikan dan agama.
Anak yang belum
berkesempatan mendapatkan haknya diasuh
dalam keluarga maka harus tetap mendapatkan perlindungan melalui
pengasuhan alternatif salah satunya pengasuhan di Lembaga Kesejahteraan
Sosial.Anak atau Panti Sosial Asuhan Anak (PSAA) baik anak asuh di dalam maupun
di luar Panti.
Menurut Yanto Mulya
Pibiwanto, Ketua Forum Nasional LKSA-PSAA, saat ini di Indonesia diperkirakan
terdapat + 8.000 Panti Sosial Asuhan Anak dengan 500.000 anak asuh. Mayoritas
dari Panti Sosial Asuhan Anak ini dimiliki oleh masyarakat, baik perorangan,
kelompok, maupun organisasi kemasyarakatan.
Mendirikan Panti bagi
masyarakat adalah pertautan antara keyakinan spiritual dan keshalehan sosial.
Namun saat ini kata Yanto Mulya Pibiwanto pendirian dan operasional pengasuhan
Panti tidak lagi cukup dengan modal keyakinan spiritual dan keshalehan sosial,
tetapi wajib dibekali dengan pengetahuan (knowledge) terutama pengetahuan
terkait regulasi dan undang-undang yang beririsan dengan perlindungan anak dan
juga pemahaman akan isu perlindungan dan pengasuhan anak.
Senada dengan hal tersebut,
Naswardi anggota pokja bidang keluarga dan pengasuhan alternatif Komisi
Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), mengatakan bahwa kondisi PSAA di Indonesia
sangat beragam dan variatif. Merujuk pada Penelitian KPAI tahun 2015, ditemukan
kesenjangan kualitas kelembagaan antar PSAA di Indonesia, yang berakibat pada
kesenjangan layanan pengasuhan anak, selain itu KPAI juga menemukan fakta bahwa
kebijakan sertifikasi kelembagaan PSAA belum berjalan baik dan maksimal.
Kualitas sumber daya pengasuh sebagian PSAA masih terbatas, pengasuh PSAA milik
masyarakat belum sepenuhnya berasal dari pekerja sosial profesional, sebagian
pengasuh belum memiliki pemahaman yang baik tentang prinsip-prinsip dasar
perlindungan anak dan rasio perbandingan antara pengasuh dengan anak asuh
relatif rendah.
Menurut Jasra Putra Sekjen
Fornas LKSA-PSAA, untuk menghindari Panti terhindar dari masalah hukum baik
pidana maupun perdata dalam pengasuhan anak, sebagai akibat dari ketidaktahuan
pengurus terhadap kebijakan pengasuhan terbaru. Maka Fornas LKSA-PSAA
memutuskan untuk mengumpulkan seluruh kepala Panti se Indonesia dalam forum
Rapat Kerja Nasional I di Hotel Lombok Raya, mulai dari tanggal 28-30 Januri
2016. Rakernas I dihadiri oleh 700 Kepala Panti yang berasal dari 28 Provinsi
di Indonesia. Forum Rakernas I sangat strategis bagi Kepala LKSA-PSAA, selain
medium untuk bertukar informasi, forum ini juga berfungsi untuk penguatan peran
dalam perlindungan dan pengasuhan anak,
diantaranya berisi sosialisasi kebijakan, peraturan, norma, program dan
anggaran perlindungan anak untuk peningkatan kualitas lembaga pwngasuhan.
Fornas LKSA-PSAA melalui
forum Rakernas I mendorong LKSA-PSAA untuk merubah paradigma pengasuhan anak,
melalui pendekatan pengasuhan ramah anak.
Sejalan dengan pendapat
tersebut, Tuan Guru H. Muhsin QH selaku Ketua Panitia pelaksana mengatakan
bahwa Rakernas I akan dihadiri oleh Pejabat Nasional dan Tokoh Elit Bangsa.
Acara Rakernas Perdana Panti ini akan dibuka Ibu Khofifah Indar Parawansa
mewakili Wakil Presiden Republik Indonesia, Menteri Sosial juga akan
melaunching pengukuhan Lembaga Bantuan Hukum Fornas LKSA-PSAA (LBH Fornas
Panti) dan Himpunan Usaha Kreatif Panti Indonesia (HUKPI).
Menurut H.Muhsin QH,
seyogyanya Forum Rakernas I sangat strategis bagi Pemerintah Daerah Provinsi
NTB dan Pemerintah Kota Mataram untuk mempromosikan pariwisata NTB ke seluruh
penjuru Indonesia, melalui Peserta Rakernas I LKSA-PSAA. Namun peluang tersebut
di sia-siakan oleh Pemda NTB, terbukti dengan minimnya dukungan, partisipasi
dan bantuan dari Pemerintah Daerah Provinsi NTB dan Pemerintah Daerah Kota
Mataram. Menurut Tuan Guru H.Muhsin QH selaku Ketua Panitia, sampai detik ini
kami panitia belum mendapatkan dukungan dan bantuan pendanaan dari Pemda NTB
dan belum adanya kepastian Gubernur hadir langsung dalam pembukaan Rakernas I.
Menurut Dedi Warman
sekretaris Panitia Pelaksana, Pejabat Nasional yang positif hadir sebagai
narasumber dari Forum ini adalah Dr. Saleh P Daulay M.Hum (Ketua Komisi VIII
DPR RI), Dr. Ali Taher Parasong., MH, (Mewakili Ketua MPR RI), Dr. Ir. Marwan
Syaukani.,M.Sc (Asisten Deputi Pemenuhan Hak dan Perlindungan Anak Kementerian
Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan), Makmur Sanusi.,Ph.D (Sekjen
Kemensos RI), Prof. Edy Soeharto.,Ph.D (Direktur Kesejahteraan Sosial Anak
Kemensos RI), Dr. Mu’man Nuryana (Kepala Badan Diklat Kemensos RI), Dr. Harry
Hikmat.,M.Si (Staf Ahli Kemensos RI), Rita Pranawati.,SS.,MA (Sekretaris Komisi
Perlindungan Anak Indonesia) dan Edy Koteng.,M.Si (Save The Children
Indonesia).
Sidang akan terbagi dalam 12
Pleno yang diagendakan dalam 3 hari kedepan. Isu-isu penting melalui sidang
komisi diantaranya terkait penyusunan program kerja, pembentukan forum wilayah
LKSA-PSAA, perumusan rekomendasi.
Hasil Rakernas I ini sangat
penting dan dibutuhkan oleh seluruh praktisi pengasuhan di Indonesia. Selain
itu, Pemerintah baik Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah sangat
berkepentingan dengan hasil Rakernas ini. Bagamainanpun peran peran Negara
dalam UUD 1945 pasal 33 bahwa fakir miskin dan anak terlantar lebih banyak
diperankan oleh masyarakat. Secara sukarela masyarakat mendirikan panti. Namun
belakangan berbagai kasus panti dan kondisi anak menyebabkan Fornas mengambil
langkah untuk menyelenggarakan Rakernas Pertama kali di Indonesia. Sudah
seharusnya Negara dapat lebih banyak berperan dan mendukung gerakan
kesukarelawanan ini menjadi kebijakan yang melindungi pengasuh dan jaminan
perlindungan anak asuh.
Komitmen mewujudkan
pengasuhan berkualitas untuk anak Indonesia, menuju pengasuhan yang ramah anak
menjadi tujuan Rakernas Perdana ini digelar. Tema kegiatan ini adalah Membangun
LKSA-PSAA Profesional dan Mandiri Dalam Mewujudkan Generasi Hebat.linda.





