Susun Langkah Strategi Bersinergi, Ciptakan Peluang Ekonomi

Tertawalah selagi Gratis
video-shooting-dan-fotografi
Video Shooting & Fotografi
Mengabadikan Momen, Menceritakan Cerita — Solusi Profesional untuk Video Shooting & Fotografi Anda.
0813-1615-8974
Info Lengkap
Jakarta (Satunusantara) Seminar ekonomi yang diadakan Core Economic Outlook mengetengahkan bagaimana menata jalan, menciptakan peluang lebih lebh besar. Itu berarti menyusun langkah strategi secara komprehensif dan terintegrasi, juga berarti menyusun strategi untuk bersinergi dimana satu kebijakan akan mendukung kebijakan lain, sehingga langkah yang dilakukan tertata dan akan berujung pada tujuan penciptaan peluang yang lebih besar.

Hal itu merupakan pemaparan yang disampaikan oleh pembicara antara lain Dr. hendri Saparini, Dr. Mohammad Faisal, dan P.K. Basu dengan tema diskusi adalah “Paving the Way” di salah satu hotel di Jakarta.

Dr. Hendri Saparini selaku Direktur Eksekutif Core Indonesia mengatakan, tiga instrument yakni kebijakan fiskal, moneter dan kebijakan di sektor riil harus disinergikan karena kekuatan Indonesia untuk menahan perlambatan ekonomi dan menangkal dampak negative dari pengaruh global hanya dapat dilakukan dengan menggerakan kekuatan domestik.

Lebih lanjut dikatakan, paving the way yang berarti fokus, konsisten dan dinamis. Sehingga bila satu kebijakan belum bisa berjalan harus segera diikuti dengan kebijakan yang lain secara terus menerus hingga jalan yang harus ditempuh lebih terbuka.

Sementara menurut kajian Core, perekonomian Indonesia pada tahun ini hanya akan tumbuh 4,7 persen. Namun demikian, diperkirakan ekonomi Indonesia dapat tumbuh 5,2 – 5,4 persen pada tahun 2016.


“Konsumsi swasta akan kembali menjadi sumber utama pendorong ekonomi Indonesia, dimana konsumsi swasta diperkirakan akan tumbuh 5,3 persen di tahun 2016, lebih tinggi dibanding tahun ini yang diperkirakan mencapai lima persen. Di sisi lain, konsumsi pemerintah juga berpotensi menjadi salah satu pendorong penting, pertumbuhan ekonomi tahun 2016 dengan tingkat pertuimbuhan sebesar 6 – 7persen”, pungkasnya.

Dalam kajian Core Indonesia, investasi tetap bruto 2016 diperkirakan dapat tumbuh enam persen. Tumbuhnya pembangunan infrastruktur oleh pemerintah dan BUMN serta meningkatnya realisasi investasi langsung akan menjadi pendorong utama pertumbuhan investasi tetap.

Sementara Dr, Mohammad Faisal mengatakan, inflasi tahun 2015 diperkirakan hanya berada pada kisaran 2,5 – 3 persen atau dibawah target BI 3 – 5 persen. Sedangkan tahun 2016 diperkirakan inflasi cukup terjaga pada level 4 – 5 persen karena didukung beberapa faktor antara lain, harga pangan diperkirakan akan tetap stabil sejalan dengan masih rendahnya harga pangan global, kapasitas produksi terpasang masih mampu memenuhi permintaan konsumsi tahun depan yang diperkirakan hanya tumbuh marginal, dan ekspektasi inflasi masyarakat juga diperkirakan akan menurun sejalan dengan kondisi perekonomian yang tumbuh marginal.


Namun demikian Saparini juga mengatakan, terdapat beberapa faktor yang berpotensi mendorong inflasi, seperti inflasi barang-barang yang dikendalikan pemerintah yang diprediksi akan mengalami peningkatan ( kenaikan harga elpiji, tabung, pencabutan subsidi listrik, dan kenaikan cukai rokok) dan potensi pelemahan kurs rupiah tahun depan masih akan memberikan kontribusi pada inflasi domestik.


Dr Mohammad kembali mengatakan, menguatnya sentmen negatif terhadap perekonomian China dan adanya potensi Fed untuk menaikan federal fund rate juga akan menyebabkan nilai tukar rupiah berpotensi melemah diatas Rp.14 ribu tahun 2016.linda.

Konsultan HRD

Related

News 4325192658462058492

Post a Comment

emo-but-icon

item