HUT TNI, Bersama Rakyat TNI Kuat
https://satunusantaranews.blogspot.com/2015/10/hut-tni-bersama-rakyat-tni-kuat.html
Jakarta (Satunusantara) Presiden
Joko Widodo dalam sambutannya saat perigatan HUT ke-70 TNI berpesan, TNI bisa
menggunakan momentum ini untuk mengingat kembali jati diri TNI sebagai sebagai
Tentara Rakyat, Tentara Pejuang, Tentara Nasional dan Tentara Profesional.
Untuk itu, Presiden mengapresiasi tema
HUT TNI ke 70, yaitu
"Bersama Rakyat TNI Kuat, Hebat, Profesional
Siap Mewujudkan Indonesia yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian".
Lebih lanjut dikatakan, Sejarah
mencatat bahwa TNI dilahirkan dari "rahim" rakyat. Panglima Besar
Jenderal Soedirman menyatakan bahwa hubungan TNI dan rakyat adalah ibarat ikan
dan air. Ikan tidak akan hidup tanpa air. Rakyatlah yang mengandung, merawat,
dan membesarkan TNI .
Selain itu, dalam darah TNI
juga mengalir jati diri sebagi tentara
pejuang, TNI harus memiliki daya juang
dan semangat pantang menyerah untuk mewujudkan Indonesia yang berdaulat,
mandiri dan berkepribadian. Dengan semangat juang, TNI harus mampu menjaga
kedaulatan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. mampu menghadapi para penjarah sumberdaya
laut dan perikanan kita. mampu menjaga wilayah perbatasan dan pulau-pulau
terdepan kita.
“Sebagai bangsa yang
majemuk, kita harus bangga memiliki Tentara Nasional. TNI harus menempatkan
diri sebagai perekat kemajemukan dan menjaga persatuan Indonesia. Sebagai
Tentara Nasional, TNI tidak boleh tersekat-sekat dalam kotak suku, agama dan
golongan. TNI adalah satu, yakni Tentara Nasional, yang bisa berdiri tegak di
atas semua golongan, mengatasi kepentingan pribadi dan kelompok, yang
mempersatukan ras, suku, dan agama dalam mewujudkan cita-cita kemerdekaan.
Bersama-sama rakyat, TNI harus terus menjaga kebhinneka tunggal ika-an. Hanya
dengan itu, Indonesia bisa menjadi bangsa majemuk yang kuat dan solid,”
paparnya.
Ditekankan, bukan hanya
menghadapi tantangan di bidang politik, keamanan dan ekonomi, namun juga
menghadapi tantangan dalam mengelola kemajemukan. Kemajemukan bisa menjadi
kekuatan yang maha dasyat jika kita mampu menjaganya dengan baik. Banyak bangsa
yang harus menghadapi takdir sejarah, terpecah-belah, tercerai-berai karena
tidak mampu menjaga kemajemukan. Ini tidak boleh terjadi di Bumi Pertiwi
kita.
Keragaman dan perbedaan
janganlah menjadi sumber konflik. Kemajemukan seharusnya semakin melengkapi
atas kekurangan dan kelebihannya masing-masing. Sehingga keragaman justru
menjadi perekat bangsa, menjadi energi kolektif mencapai kemajuan bangsa. Kita
harus mampu menjadikan kemajemukan itu sebagai kekuatan kita dalam menyongsong
masa depan.
“Saya membayangkan dalam
lima tahun mendatang, pembangunan kekuatan pertahanan tidak hanya ditujukan
untuk memenuhi kekuatan pertahanan
minimun dalam pertahanan negara Tri Matra terpadu, tetapi juga ditujukan
untuk memperkuat jati diri sebagai negara maritim dengan membangun TNI sebagai
kekuatan maritim regional yang disegani di kawasan Asia Timur”, kilahnya.
Dengan berbagai upaya itu,
kita berharap agar TNI lebih siap dalam menghadapi corak peperangan masa depan
di tengah kondisi geografis khas negeri kita, sebagai negara maritim. Karena
itu, kita perlu meningkatkan kapasitas pertahanan nasional melalui pembentukan
TNI yang profesional. Sebagai Tentara Profesional, prajurit TNI harus
benar-benar terdidik dan terlatih.
Prajurit TNI harus terus menerus meningkatkan kemampuannya dengan
melakukan latihan-latihan berkesinambungan.
Untuk membangun kekuatan
pertahanan, kita harus bisa memenuhi kebutuhan alutsista secara terpadu di
ketiga matra pertahanan. Saat ini hampir semua negara berlomba-lomba untuk
memajukan teknologi pertahanannya. Kita juga melakukan upaya membangun postur
pertahanan TNI yang makin kokoh, alutsista makin lengkap, dan makin modern.
Modernisasi teknologi pertahanan memang diperlukan untuk terus menerus
mengimbangi kemajuan zaman.
Kita juga sedang mewujudkan
kemandirian pertahanan dengan mengurangi ketergantungan impor kebutuhan
pertahanan melalui pengembangan industri pertahanan nasional. Kemandiriaan
pertahanan juga kita bangun melalui
diversifikasi kerjasama pertahanan sesuai dengan kepentingan nasional
kita.
Namun perlu diingat, hal
tersebut tidak menjadi satu-satunya syarat untuk membangun kekuatan pertahanan
negara. Untuk membangun kekuatan pertahanan yang tangguh diperlukan pula
pembangunan karakter pejuang dalam diri prajurit TNI, revolusi mental untuk
membangun prajurit yang profesional. Selain itu, tidak kalah pentingnya
penyiapan kualifikasi komando, mekanisme persediaan logistik dalam operasi
militer dan non militer, sinergitas antar korps dan antar instansi, serta
kualifikasi keterampilan melaksanakan operasi.
TNI yang terdidik dan
terlatih tidak akan menjadi kekuatan yang efektif apabila prajurit dan
keluarganya tidak sejahtera. Untuk itu, Negara akan benar-benar memastikan
adanya penghormatan yang layak bagi para prajurit TNI. Pemerintah akan
memberikan perhatian pada prajurit-prajurit TNI yang bertugas di kawasan
perbatasan, pulau-pulau terdepan, serta di kawasan terisolir.linda.



