‘Reborn”, Pameran Seni Internasional
https://satunusantaranews.blogspot.com/2016/04/reborn-pameran-seni-internasional.html
Jakarta
(satunusantara) Perkembangan dan pergeseran tatanan budaya
dalam kehidupan masyarakat indonesia dan dunia, menjadi suatu bahan perenungan
bagi seniman berapresiasi berdasarkan hati nurani, persaan kalbu, dan pemikiran
yang mendalam dengan diwujudkan melalui kemurnian penciptaan karya rupa sesuai
dengan budaya, upaya visualisasi dan pengejawantahannya.
Gagasan awal pameran ini,
berangkat dari titik nol yang sama bertajuk International Art Exhibition “Reborn”, ide gagas yang dibatasiruang dan waktu yang
telah terjalin diskusi dan perdebatan positif yang menemukan kesadaran akan
sensasi idealis murni, dan kompleksitas pedapat menjadi dan aspirasi dalam
wujud karya. Seperti sebuah benang kemudian menata dan merajut agar menjadi
sesuatu yang berharga.
Sejatinya pameran ini
terjadi dari bincang-bincang kecil para seniman yang tingga di Bandung, lalu
mendapat respon dari perupa Jakarta, Yogyakarta, Malaysia, AS, Belanda dan
Swiss. Mereka berembuk dan sepakat untuk dapat turut serta mewarnai
perkembangan seni dunia, dengan kepekaan jiwanya terhadap isu global yang
terjadi terhadap manusia dan lingkungan.
Dan kemudian dimengerti, “dierami”,
difahami dan dibuktikan dalam serangkaian proses berkarya seni dengan
trail-eror sehingga membentuk suatu ungkapan yang khas dalam getaran emosi,
perasaan serta pemikiran dalam yang dapat menggugah solusi pada permasalahan
hidup.
Konsep pergerakan seni rupa
ini disebut titik nol ysng dimaksud mereka pernah belajar dan terdidik dalam
suatu wadah kawah candradimuka yaitu padepokan yang bernama Sekolah Seni Rupa
Indonesia (SSRI/SMSR) Yogyakarta.
Tujuan pameran ini ditandai
dengan kelahiran semangat baru, terjadinya kolaborasi diantara perupa pendahulu
dan generasi sekarang baik ditingkat nasional maupun internasional dalam rangka
kemjuan karya rupa yang dapat membangun sebuah citra bangsa.
Sehingga pada ranah pameran
bertajuk “Reborn” ini intinya kami tidak ingin terkungkung dan diam dalam
menandai kepekaan terhadap lingkungan, perkembangan dan pergeseran nilai budaya
modern saat ini. mereka tidak berhenti, tetapi senantiasa mencurahkan
kegelisahan melalui gagasan rupa dan karya.linda.





