Pameran Retrospeksi 50 Tahun Titis Jabaruddin
https://satunusantaranews.blogspot.com/2016/03/pameran-retrospeksi-50-tahun-titis.html
Jakarta
(satunusantara) Garis Liris Titis, inilah sebuah pameran
tunggal Titis Jabaruddin yang diselenggarakan Galeri Nasional Indonesia bekerja
sama dengan Beranda Seni Indigo. Ini merupakan pameran tunggal kesepuluh, namun
istimewa karena menjadi pameran retrospektif pertama bagi Titis Jabaruddin yang
menandai perjalanannya selama 50 tahun berkarya. Perjalanan Titis tersebut
dikisahkan melalui sekitar 85 karya lukis, grafis, drawing, sketsa, dan digital
art, dalam rentang tahun 1965 hingga 2016.
Siapa Titis Jabaruddin?
Pelukis perempuan pertama Indonesia yang menggunakan media pastel (soft pastel)
secara konsisten dalam mencipta karya seni rupa. Itulah yang diungkap Kurator
pameran ini sekaligus Kurator Galeri Nasional Indonesia, Citra Smara Dewi.
Titiek Sunarti Jabaruddin—nama panjang Titis Jabaruddin— juga merupakan wanita
pelukis pertama yang bergabung dengan Pasar Seni Ancol pada 1979. “Dalam peta
perkembangan seni rupa Indonesia, Titis dikenal sebagai pelukis dengan media
pastel yang sangat piawai dengan mengangkat tema alam, perempuan hingga
figur-figur. Ia juga aktif mengadakan pameran baik kelompok maupun tunggal, di
dalam dan luar negeri. Meski demikian beberapa karya ekslploratif dengan media
dan teknik cat minyak, tinta cina, cat akrilik, seni grafis hingga digital art
menjadi bagian dari proses berkaryanya,” papar Citra.
Citra memilah kisah
perjalanan Titis dalam tiga periode. Pertama, periode 1965–1995 ditandai dengan
karya sketsa hitam-putih, lukisan potret cat minyak, dan lukisan soft pastel.
Periode berikutnya 1996–2010 menyajikan berbagai media seni lukis seperti soft
pastel, cat minyak, cat akrilik, seni grafis hingga digital art. Menurut Citra,
pada periode ini terlihat eksplorasi media dan teknik yang begitu intens,
berbagai tema pun disunting Titis dengan sangat dinamis. Pemilahan ketiga yaitu
periode 2011–2016, menyajikan perkembangan terkini karya-karya seni lukis soft
pastel Titis Jabarudin, dengan disertai nuansa religius, baik dari segi
pendekatan teknis maupun tema.
Periode-periode tersebut
merupakan bukti keaktifan Titis dalam berkarya yang menunjukkan kesetiaannya
terhadap seni rupa. “Sikap profesionalnya sebagai pelukis menunjukkan
kecintaannya terhadap dunia seni rupa tanah air, sehingga sudah selayaknya
Galeri Nasional Indonesia memberi apresiasi dengan memfasilitasi pameran
tunggal restrospeksi ini,” kata Citra. “Keinginan saya untuk menyelenggarakan
Pameran Tunggal di Galeri Nasional Indonesia ini sudah menjadi obsesi saya
sejak lama, bukan semata untuk unjuk
diri atas karya-karya saya, melainkan
sebagai pertanggungjawaban saya, sejauh mana saya tetap konsisten dan setia
pada profesi saya sebagai pelukis selama ini,” sambung Titis. “Saya akan terus
berkarya dan bereksplorasi. Seperti seorang petani, saya tidak akan pernah
berhenti hingga kekuatan saya berakhir” ucapnya lugas.
Kepala Galeri Nasional
Indonesia, Tubagus ‘Andre’ Sukmana mengungkap, dihelatnya pameran ini
diharapkan dapat memberikan kesempatan pada masyarakat luas untuk menambah
wawasan dan mengenal lebih dekat tokoh-tokoh seni rupa Indonesia. “Selain itu
masyarakat juga dapat mengakses dan memperoleh inspirasi serta motivasi dari
perjalanan kreatif Titis Jabaruddin melalui karya-karya yang
ditampilkan,”tuturnya.
Karya–karya yang menandai
kisah perjalanan kesenimanan Titis Jabaruddin tersebut secara keseluruhan akan
dipamerkan dalam “Garis Liris Titis” – Pameran Retrospeksi 50 Tahun Titis
Jabaruddin. Pameran ini digelar pada 15–26 Maret 2016, di Gedung B Galeri
Nasional Indonesia.
Titis Jabaruddin merupakan
lulusan ASRI Yogyakarta (1964-1967), bergabung dalam Sanggarbambu Yogyakarta
(1964) dan Sanggar Sakabudaya, Kudus (1961). Pernah menggeluti profesi sebagai
desainer iklan Majalah TEMPO, penulis, reporter, dan fotografer di majalah
bidang traveling.
Sebagai seorang perupa,
Titis menjadi perempuan pertama Indonesia yang menggunakan media pastel (soft
pastel) secara konsisten dalam mencipta karya seni rupa. Ia juga merupakan
wanita pelukis pertama yang bergabung dengan Pasar Seni Ancol, Jakarta, pada
1979. Tidak hanya berkarya di seni rupa, Titis juga melakukan kolaborasi di
atas panggung bersama seniman musik dan tari.
Titis aktif terlibat dalam
pameran bersama sejak 1965 hingga sekarang (2015), baik di dalam maupun di luar
negeri seperti di Prancis, Jepang, dan Malaysia. Ia juga aktif menggelar
pameran tunggal, antara lain tahun 1984, 1987, 1988, 1990, 1997, 1999, 2000,
2004, dan 2010.linda.





