Ancaman Nyata ASEAN Mendatang

https://satunusantaranews.blogspot.com/2016/03/ancaman-nyata-asean-mendatang.html
Jakarta
(satunusantara) Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo
Perang masa kini adalah perang energi dan kedepan perang ekonomi perang
berlatar belakang energi, pangan dan air letaknya disekitar equator dan ini
semuanya akan menjadi tantangan karena semuanya akan mencari makan dan energi
di negara-negara ASEAN. Demikian cuplikan presentasi Panglima TNI saat
mengikuti Sidang ke-13 ACDFIM (Asean Chief of Defence Force Informal Meeting)
tahun 2016 di Don Chan Palace Hotel, Vientiane, Laos, beberapa waktu lalu.
Jenderal Gatot mengemukakan
alasannya, bertolak dari Teori Thomas Maltus atau Teori Population bahwa
perkembangan jumlah penduduk seperti deret ukur dan ketersediaan pangan seperti
deret hitung.Terbukti saat ini saja tatkala populasi penduduk dunia mencapai 11
Milyar, hampir 15 juta anak meninggal karena kemiskinan, kelaparan dan
kesehatan yang buruk setiap tahunnya.
Padahal prediksi kedepan
jumlah penduduk dunia saat alami krisis energi pada tahun 2043 manusia mencapai
12.3 Milyar yang berarti hampir 4 kali lipat populasi ideal penduduk bumi.
Konsekuensinya pemenuhan kebutuhan energi, pangan dan air meningkat pula.
Pada sisi lain jenderal
Gatot menjelaskan bahwa konflik atau perang di belahan bumi saat ini seperti di
Libya, Mesir, Irak, Kuwait, Iran, Sudan, Kongo, Nigeria, semuanya terjadi di
Negara penghasil minyak dan terakhir adalah Ukraina negara penghasil minyak
10.000.000 barrel perhari. Inilah bukti konflik dunia berlatar belakang energi.
“Negara ASEAN kaya sumber
daya alam dan geografinya memiliki vegetasi sepanjang tahun untuk menghasilkan
bahan makanan, nantinya menjadi incaran negara negara non-equator yang
berpenduduk sekitar 9.8 milyar, semua negara akan bergantung kepada negara
sepanjang equator. Perebutan penguasaan sumber energi, pangan dan air menjadi
latar belakang perang ekonomi dan lokasinya di ASEAN.Ancaman nyata kedepan bagi
ASEAN,” Pungkas Panglima TNI.
Pada kesempatan itu Panglima
TNI mengajak para Panglima ASEAN untuk meningkatkan hubungan dan kerjasama
dengan langkah-langkah antisipasi berupa regionalisme ASEAN yang berperan
sebagai mekanisme manajemen konflik, menciptakan tatanan keamanan dan politik
yang lebih komprehensif, interaksi kolaboratif seluruh Angkatan Bersenjata
ASEAN dengan berprinsip mutual trust and confidence building measure melalui :
entitas kawasan yang solid, menjamin kehidupan nasional setiap Negara kawasan
terbebas dari tekanan dan ancaman, berkomitmen untuk tidak campur tangan atau
intervensi terhadap urusan dalam negeri Negara masing masing, penyelesaian
perselisihaan dengan cara-cara damai tanpa menggunakan kekuatan militer dan
menolak tegas ancaman yang disertai dengan kekerasan baik dari dalam maupun
luar kawasan serta isu keamanan yang bersifat multi dimensional di kawasan senantiasa
diselesaikan oleh negara-negara di kawasan melalui cara komprehensif dengan
cara diplomatis.
Pandangan Panglima TNI
Jenderal TNI Gatot Nurmantyo tentang ancaman nyata bagi ASEAN kedepan mendapat
tanggapan dan apresiasi sangat tinggi dari peserta Sidang ke-13 ACDFIM, salah
satunya dari Panglima AB Singapura Major General Perry Lim (Chief Of Defense
Force Singapore Armed Forces) menyatakan sebagai “suatu pandangan strategis
dari seorang militer profesional”.puspen/linda.