Kodam Jaya Peduli Ciliwung ‘Berseri’

Tertawalah selagi Gratis
video-shooting-dan-fotografi
Video Shooting & Fotografi
Mengabadikan Momen, Menceritakan Cerita — Solusi Profesional untuk Video Shooting & Fotografi Anda.
0813-1615-8974
Info Lengkap
Jakarta (SatuNusantara)- Ketika hujan datang sungai ini kerap menjadi “lemparan” kekesalan banyak orang, sungai yang berhulu di Gunung Pangrango, Jawa Barat ini dianggap sebagai biang keladi Jakarta diluapi air, hampir separuh Ibukota terendam. Banyak orang cuma bisa mengeluh tanpa bertindak, namun beda apa yang dilakukan Kodam Jayakarta dibawah komando Mayjen Agus Sutomo selaku Panglima Kodam Jaya yang ingin ‘menyulap’ Ciliwung sebagai ikon Jakarta, mereka pun terjun membersihkan sungai yang bermuara di teluk Jakarta.

Sungai Ciliwung tempat Belanda pertama kali membangun kasteel-nya di tepi timur muara, di lokasi itu juga menjadi tempat Pelabuhan Sunda Kalapa. Dan pada tahun 1689 Ciliwung belum tercemar dan bisa digunakan sebagai air minum. Tahun 1740 air sungai ini sudah dianggap tidak sehat karena segala sampah dan buangan air limbah rumah sakit dialirkan ke sungai. Banyak pasien menderita disentri dan kolera. Air minum yang kurang bersih ini menyebabkan angka kematian yang sangat tinggi di antara warga Batavia.


Kala Ciliwung masih dapat dilayari perahu yang cukup besar sampai ke tengah kota, di daerah sekitar Jl. Gajah Mada dan Harmoni, kerap diselenggarakan perayaan tahunan pek cun, yakni perayaan perahu berhias warga Tionghoa. Kini, air sungai sudah keruh ketika mencapai Jakarta, karena daerah alirannya merupakan tempat pembuangan limbah. 

Jakarta merupakan kota di Indonesia yang dilalui paling banyak sungai. Setidaknya ada 13 aliran sungai yang membelah Jakarta. Namun, yang paling besar dan penyumbang luapan air terbanyak adalah Sungai Ciliwung. Dahulu, sungai itu adalah salah satu nadi perekonomian di kawasan Jakarta. Kini sungai itu mengkerut, mengecil bahkan tertutup sampah. 

Kembalikan Fungsi Ciliwung Pangdam Jaya Mayjen Agus Sutomo berniat menjadikan Ciliwung sebagai lokasi wisata, jalur transportasi air, sumber kehidupan warga Jakarta dan berharap sungai ini menjadi ikon Ibukota seperti halnya kota-kota dunia yang dialiri sungai nan bersih, asri dan sedap dipandang. 

Jendral berbintang dua ini miris melihat kondisi Ciliwung yang kotor dan bau, juga mengetahui sebagian besar masyarakat masih sering membuang sampah ke sungai. Melihat keadaan tersebut, Agus pun tergerak untuk membantu Pemda dalam menangani kebersihan Kali Ciliwung. Ia memerintah jajarannya untuk selalu terjun mengambil sampah-sampah. Kodam Jaya sendiri memang memiliki agenda rutin membersihkan Ciliwung setiap Selasa dan Minggu. 

Dia pun menyerukan di tahun 2015 ini para Prajurit Kodam Jaya harus fokus menormalisasi sungai Ciliwung dengan menggunakan perahu LCR serta menyusuri sungai Ciliwung dari titik start Rindam Jaya dan berakhir di Pintu air Manggarai, sepanjang 30km. 

“Bersihkan Sungai Ciliwung secara maksimal tanpa ada bekas sampah yang tersisa, lalu setelah pembersihan Ciliwung agar para RT dan RW dapat memberikan arahan kepada warganya agar tidak membuang sampah sembarangan lagi sehingga kebersihan ciliwung dapat tetap terjaga dan kepada para Danramil dan anggota Babinsa agar berpatroli setiap hari disepanjang aliran sungai ciliwung sesuai dengan batas sektor masing-masing”, paparnya.

Kendala yang dihadapi prajurit Kodam Jaya bukan sampai yang menggunung atau sidementasi (pendangkalan) sungai namun lebih pada “mindset” atau perilaku masyarakat yang sudah menganggap Ciliwung adalah “tempat sampah” terpanjang se-Jakarta. Karena itu para prajurit Kodam secara rutin melakukan sosialisasi di masing-masing wilayahnya agar warga di bantaran sungai tak lagi membuang sampah ke Ciliwung. 

Tujuh bulan sudah prajurit Kodam Jaya ‘bergelut’ dengan sampah, pendangkalan dan perilaku tak baik warga bantaran sungai. Hasilnya kini bisa terlihat antara lain, empat titik sampah yang yang dulu dibiarkan menggunung sudah tak ada lagi air pun mengalir lancar, di sisi kedua sungai mulai menghijau rumput yang sebelumnya kering kini tumbuh lebat. Masyarakat mulai sadar pentingnya Ciliwung, dan mereka pun tak perlu repot lagi membuang sampah karena tiap rumah tinggal disediakan tong sampah yang diberikan pihak Kodam Jaya. 

Bahkan, petugas yang segala fasilitasnya disediakan Kodam Jaya setiap hari mengumpulkan sampah dari rumah ke rumah lalu dibawah ke bak penampungan untuk diangkut truk sampah yang tak pernah absen tiap hari. Meski upaya yang dilakukan pihak Kodam Jaya dinilai berhasil, namun mereka tak merasa puas dan menghentikan kegiatannya tapi terus berpatroli terus menerus sambil menyerukan pada warga untuk tak membuang sampah ke Ciliwung. Bagi parjurit Kodam bukan membersihkan sungai yang sulit tapi merawat dan menjaga Ciliwung tetap bersih untuk seterusnya. 

Mungkin tak lama lagi apa yang diharapkan Pangdam Jaya Mayjen Agus Sutomo, Ciliwung menjadi ikon Ibukota terwujud. Kondisi Ciliwung mulai membaik, bersih dan sebagian tepi sungainya sudah tertata rapi, dibeberapa titik mulai dilakukan pembangunan sarana umum bekerjasama dengan pihak Pemda DKI untuk menuju Ciliwung sebagai lokasi wisata, jalur transportasi air dan menjelma sebagai ikon DKI. (apr/foto linda

Konsultan HRD

Related

Edisi July 8616641905807985501

Post a Comment

emo-but-icon

item